Telegraf, Tangerang Selatan- Berbagai macam alat untuk merangsang bayi berjalan sangatlah mudah di temui dipasaran tetapi tidak semua alat tersebut dianjurkan untuk bayi yang belum siap berjalan.
“Anak akan siap berjalan kalau ia sudah sanggup berjalan tidak usah usah di tatah tatah gitu. Ada juga ibu ibu yang suka kasih babywalker, babywalker juga sudah tidak di rekomendasikan karena itu memaksa anak berjalan padahal belum waktunya,” ungkap Dr.Patar P Oppusunggu, SpOT Spesialis Orthopedic anak pada media gathering bertema Update Penanganan Case-case Kelainan Orthopedi pada Anak Kantornya yaitu RS Premier Bintaro.
Dr.Patar menjelaskan erly walker anak yang belum usiannya yang di stimulus untuk jalan ternyata itu tidak bagus. Karena anak usia berjalan itu sebenernya 11 bulan, bahkan hingga 18 bulan itu masih normal.
“Malah kadang anak 7 bulan sudah mulai berdiri, bahkan berjalan itu orangtuanya seneng, kalau kami dari sisi ortopedi malah jangan dulu karena kakinya belum siap,” tutur Dr.Patar Kamis (19/9).
Selain babywalker Dr.Patar juga menganjurkan tidak membedong bayi dengan rapat, karena bisa membahayakan sendi panggul sang bayi. Untuk itu dibedong diperbolehkan tetapi dengan syaray tidak terlalu ketat, kalaupun dibedong kaki bayi masih leluasa untuk ngangkang.
“Kasus sendi panggul itu paling tinggi di kalangan penduduk Amerika, India karena anaknya bener bener di bedong kaya lemper gitu. Itu menyebabkan panggulnya berputar sehingga bisa keluar dan saya rasa orang tua dulu melakukan seperti itu dan penelitian mengatakan hal tersebut akan merusak bagian panggul. Memang Tidak menjadi 100 persen tetapi angka kerusakaannya meningkat secara bermakna makanya sekarang bedong yg dianjurkam bahwa kakinya harus bisa ngangkang,” kata Dr.Patar.
Spesialis Ortopedi Masih Langka
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta masih belum mampu memiliki Dr Sepesialis Orthopedi anak, menurut Dr.Patar dari 34 provinsi yang ada baru mempunyai 10 Dr Orthopedi.
Akibatnya sebarannya Dr Sepesialis Orthopedi anak sangat sedikit maka akhirnya pelayanan ortopedi anak banyak dilakukan di general ortopedi atau ortopedi umum. Diketahui Dr. spesialosasi Orthopedi anak yang ada di Indonesia hanya 10 Dr. Yang berada di kota kota besar. Seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya, Makasar, dan Medan .
Dr. Patar menghimbau “jika anak mulai berjalan karena jumlah Dr Spesialis Orthopedi sedikit maka orang tua adalah ujung tombak untuk mengevaluasi anak nya.
“Memang repotnya ada yang namanya range normal kalau anaknya dilihat sudah berbeda dengan rata rata anak seumuran dia, maka segera periksakan. kalau normal itu bagus tetapi kalu masuk tidak normal kita bisa tangkap lebih dini dan banyak pilihanyya termasuk non operatif,” kata Dr.Patar.
Ia menabahkan beberapa jenis kelainan orthopedi anak adalah, cerebal palsy, club feet, skrining panggul neonal, anak remaja pinggul, koreksi dedormitas rekontruksi tungkai, dan paska trauma. (Red)
Photo Credit : Dr.Patar P Oppusunggu, SpOT Spesialis Orthopedic anak usai media gathering bertema Update Penanganan Case-case Kelainan Orthopedi pada Anak Kantornya yaitu RS Premier Bintaro, Kamis (19/9)/TELEGRAF