Reuni 212, Beda Isi Pidato Antara Anies dan Rizieq, Apa Saja Isinya?

Oleh : Indra Christianto


Telegraf, Jakarta – PA 212 kembali menggelar reuni akbar di Monumen Nasional (Monas). Reuni yang diadakan sebagai bentuk silaturahmi bagi para alumni peserta aksi 212 sebelumnya. Hadir dalam acara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir langsung memberikan sambutan dalam acara itu, Senin (2/11/19).

Dalam sambutannya, Anies menyampaikan bahwa bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman senantiasa dipuji oleh bangsa asing. Sehingga, menurutnya, keberagaman yang benar adalah dengan menjunjung tinggi persatuan yang dilandasi oleh keadilan.

“Kita beragam ya benar, tapi yang hebat adalah persatuan, tapi persatuan itu harus dijaga dengan mengahadirkan keadilan,” kata Anies.

Anies menjelaskan bahwa keadilan merupakan hal paling dasar dalam upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Tidak mungkin ada persatuan tanpa keadilan, kalau kita ingin mempertahankan terus yang sudah dibangun oleh para pahlwan, maka kita harus memastikan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia,” ujarnya.

Dalam menutup sambutannya itu Anies mengatakan, sebagai umat Islam yang cinta dengan ajaran nabi Muhammad SAW sudah semestinya umat Islam Indonesia meniru akhlak nabi Muhammad SAW sebagau suri tauladan terbaik di muka bumi.

“Kita semua hadir karena kecintaan, karena akhlak beliau, kita sebagai pengikut harus mendekati akhlak beliau,” ucapnya.

Telekonfrens dan Pidato Rizieq Shihab Dari Arab

Sementara Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab meminta maaf kepada para pendukungnya karena tidak bisa menghadiri Reuni 212 kali ini.

Permintaan maaf itu disampaikan oleh Rizieq dalam sambutan pidato melalui telekonferensi video dari Arab Saudi yang ditampilkan di acara Reuni 212, dan disaksikan dan didengarkan oleh peserta yang hadir, Rizieq pun mengungkapkan banyak persoalan didalam pidatonya itu.

“Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh peserta Reuni Akbar 212 kali ini yang sampai saat ini saya belum bisa ikut hadir bersama dalam Reuni Akbar 212,” kata Rizieq dalam rekaman video telekonfrens itu.

Baca Juga :   Pelatihan Implementasi Sistem Informasi BNSP Membantu Peningkatan Kinerja LSP Pekerja Domistik

Rizieq mengatakan, alasan dirinya tidak bisa menghadiri Reuni Akbar 212 karena masih dicekal oleh pemerintah Arab Saudi atas permintaan dari pemerintah Indonesia.

Rizieq juga menekankan kepada peserta reuni untuk tidak berputus asa menegakkan keadilan di Indonesia. Terutama, untuk mendesak keadilan atas dugaan penistaan agama.

“Jangan pernah putus asa dalam penegakan keadilan. Ketiga percaya dan yakinlah dengan janji Allah,” ungkapnya.

“Pertanyaannya kenapa saya belum bisa pulang sampai hari ini. Karena saya masih dicekal oleh pemerintah Arab Saudi dengan alasan keamanan atas permintaan pemerintah Indonesia,” jelasnya.

“Saya mau sampaikan secara langsung, bawa pada saat terjadi pencekalan pihak yang pertama kali saya huubungi adalah pihak otoritas Republik Indonesia. Bahkan dubes RI yang berkedudukan di Riyadh mengirim seorang utusan secara resmi yaitu ketua pos Badan Intelijen Negara ke rumah saya untuk meminta keterangan,” tuturnya.

“Ada pertolongan Allah SWT padahal kita sama-sama tahu Ahok si penista agama itu dinaungi presiden dijaga kapolri dibela Panglima TNI, dilindungi KPU dan KPK, diusung partai-partai besar, dikampanyekan semua media nasional bersama para pengamat dan berbagai lembaga polling didanai konglomerat 9 naga merah,” imbuhnya.

“ASN pegawai negeri diwajibkan memilihnya, tidak sampai situ PBNU ikut berusaha memenangkannya dan tidak kurang preman dan dukun pun dikerahkan serta Ahok mendapat dukungan dari dalam dan luar negeri,” paparnya.

Diketahui, para peserta reuni 212 itu datang sejak pukul 03.00 WIB ke kawasan Monas, kegiatan diawali dengan salat tahajud, disambung dengan istigasah dan salat subuh berjemaah. (Red)


Photo Credit : Massa yang mengikuti aksi Reuni 212 mulai membubarkan diri. FILE/DOK/Nandy Satria

Lainnya Dari Telegraf


 

Copyright © 2024 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved. Telegraf may receive compensation for some links to products and services on this website. Offers may be subject to change without notice. 

Telenetwork

Kawat Berita Indonesia

close