Telegraf – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sampai 8 Maret 2021 mendatang. Perpanjangan untuk menekan laju kasus aktif sekaligus menjaga penurunan okupansi tempat tidur isolasi di Jakarta.
“Kita tidak boleh lengah karena virusnya tak kenal lelah, apalagi kita juga menghadapi tantangan lain yakni mengantisipasi dampak genangan,” kata Anies melalui keterangan tertulisnya, (22/23/2021).
Anies mengatakan Pemprov DKI harus menyiapkan berbagai posko pengungsian dengan protokol kesehatan yang ketat. Serta fasilitas testing bagi pengungsi yang bergejala dan tenda isolasi terkendali bagi pengungsi yang positif Covid-19.
Anies mengklaim jika tren kasus aktif menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Namun, pihaknya tetap akan meningkatkan kemampuan testing, tracing, dan treatment (3T), serta meningkatkan kapasitas ketersediaan ICU dan tempat isolasi terkendali.
“Keberadaan tempat isolasi terkendali ini sangat membantu untuk menekan penyebaran virus, apalagi klaster keluarga masih mendominasi jumlah klaster yang di Jakarta,” ucapnya.
Anies menuturkan peningkatan 3T akan diimbangi dengan pelaksanaan vaksinasi massal untuk tenaga kesehatan dan kelompok rentan Covid-19. Selain itu, vaksinasi akan menyasar tokoh agama dan tokoh masyarakat serta warga DKI lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, mengungkapkan perpanjangan PSBB pada 7-22 Februari 2021 dapat menekan laju kasus aktif Covid-19. Tercatat, penurunan jumlah kasus aktif per 7 Februari 2021.
“Laju kasus aktif di DKI Jakarta sebesar 23.869 per 7 Februari 2021 dan turun secara signifikan per 21 Februari 2021 yakni sebesar 13.309,” jelasnya.
Penurunan laju kasus aktif juga disumbang peningkatan kesembuhan pasien positif Covid-19. Tercatat, 265.359 orang sembuh dengan persentase kesembuhan mencapai 90,3 persen pada 7 Februari. Kemudian, meningkat sebesar 310.412 dengan persentase 94,5 persen pada 21 Februari.
Selain itu, tingkat keterpakain tempat tidur isolasi dan ICU juga menunjukkan tren penurunan yang relatif signifikan. Widyastuti mengatakan penambahan kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU terbilang efektif meningkatkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19. Sehingga, berdampak pada berkurangnya tingkat keterpakaian tempat tidur.
“Penurunan yang cukup signifikan pada keterisian tempat tidur isolasi per 5 Februari 2021 terisi 5.921 dari 8.259 tempat tidur atau 72 persen,” imbuhnya.
Keterisian tempat tidur terisi 5.461 dari kapasitas 8.321 tempat tidur atau terisi 66 persen pada 21 Februari 2021. Sementara itu, kapasitas ICU juga mengalami penurunan.
“Per 5 Februari 2021 kapasitas ICU sebesar 1.133 terisi 842 atau 74 persen, dan pada 21 Februari 2021 kapasitas ICU sebesar 1.156, terisi 817 atau 71 persen,” pungkasnya.
Photo Credit: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat bersepaeda. JG Photo/Yudha Baskoro