Moeldoko: Sejarah Bangsa Indonesia Bukan Hanya Peristiwa G30S/PKI

Oleh : Edo W.
Photo Credit: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai keputusan pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan tak perlu sampai melakukan referendum. TELEGRAF/Koes W. Widjojo


Telegraf – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menegaskan Hari Kesaktian Pancasila merupakan sebuah peristiwa sejarah yang harus terus diingatkan kepada generasi muda. Sehingga generasi muda tidak mudah melupakan peristiwa bersejarah Bangsa Indonesia.

“Kalau Kesaktian Pancasila, itu memang sebuah peristiwa sejarah yang harus selalu diingatkan kepada generasi muda. Kita jangan sampai melupakan peristiwa sejarah,” kata Moeldoko dalam Refleksi di Hari Kesaktian Pancasila, Kamis (01/10/2020).

Menurutnya, Kesaktian Pancasila harus dimaknai secara luas oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pancasila dikatakannya harus mewarnai seluruh segi kehidupan kita.

Moeldoko menegaskan, sejarah bangsa Indonesia bukan hanya peristiwa pemberontakan PKI pada 30 September 1965. Salah satu pelajaran yang diambil pada peristiwa 65 yakni kewaspadaan.

“Bukan sekadar bicara peristiwa 1965. Kalau dari peristiwa itu pelajaran yang dibangun adalah kewaspadaan. Apapun itu, sebagai sebuah peristiwa yang pernah terjadi kita harus selalu waspada. Jangan sampai nanti kita masuk pada situasi yang sama, tapi modelnya berbeda,” terangnya.

Dilanjutkan oleh Moldoko dengan menerangkan serta menghimbau bahwa peristiwa pemberontakan PKI pada 30 September 1965 harus menjadi momentum untuk mengingat bahwa bangsa Indonesia harus berpikir maju dan tidak melupakan masa lalu atau melupakan sejarah kelam bangsa Indonesia.

“Peristiwa-peristiwa itu harus menjadi ingatan. Kita harus berfikir maju, tetapi tetap tidak boleh melupakan masa lalu. Jangan sekali-sekali kita melupakan sejarah,” ungkapnya.

Baca Juga :   BNSP Fokus pada Pemenuhan Kebutuhan Asesor Badan Usaha dalam Pertemuan dengan Kementerian PUPR dan LPJK

Photo Credit: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa Kesaktian Pancasila harus dimaknai secara luas oleh seluruh masyarakat Indonesia. TELEGRAF/Koes W. Widjojo

Lainnya Dari Telegraf


 

Copyright © 2024 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved. Telegraf may receive compensation for some links to products and services on this website. Offers may be subject to change without notice. 

Telenetwork

Kawat Berita Indonesia

close