Jokowi Minta Menristekdikti Penerimaan Mahasiswa PTN Dibatasi

Oleh : Edo W.

Telegraf, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta adanya evaluasi dalam penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Negeri di tanah air. Jokowi meminta jumlah mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi negeri dibatasi.

Pernyataan Jokowi ini merespons keluhan yang disampaikan oleh Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Budi Djatmiko dalam penutupan Rembug Nasional APTISI di Universitas Esa Unggul, Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Budi Djatmiko mengatakan, seluruh perguruan tinggi negeri di tanah air menggunakan strategi pukat harimau dengan mengambil seluruh mahasiswa. Penyebabnya, perguruan tinggi jadi melupakan bahwa sejatinya tujuan terpenting adalah mencetak mahasiswa yang berkualitas.

“Saya setuju tadi Pak Budi menyampaikan perguruan tinggi negeri memang harus dibatasi,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya di penutupan Rembug Nasional APTISI, di Universitas Esa Unggul, Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Jokowi menilai seharusnya saat ini perguruan tinggi negeri lebih fokus pada bidang tertentu dalam merekrut mahasiswa. Sehingga jangan semua diambil PTN, yang membuat perguruan tinggi swasta kekurangan mahasiswa.

“Mahasiswanya diambil semuanya, ada yang perguruan tinggi negeri mahasiswanya lebih dari 30.000 atau 40.000,” ucap Jokowi.

Jokowi mengatakan hal ini sudah ia perintahkan ke Menristek Dikti M Nasir segera direalisasikan untuk membatasi penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi negeri.. M Nasir, kata Jokowi, juga telah menyanggupi permintaannya tersebut.

“Tadi bisik-bisik ke Menristek Dikti. Langsung dibatasi. Dan langsung dijawab. ‘Benar pak saya laksanakan’,” kata Jokowi.

“Kita tunggu saja menterinya nanti bergerak kapan,” pungkas Jokowi menutup sambutannya dalam acara Rembug Nasional Aptisi.

Isu PTN dalam menerima mahasiswa baru bagai pukat harimau pertama kali dilontarkan Abadi Ika Setiawan, Ketua Yayasan Mencerdaskan Bangsa. Pengelola STIE Mulia Pratama mengeluhkan kebijakan PTN yang tiap tahun menambah kuota penerimaan mahasiswa baru. Akibatnya, PTS mengalami kekurangan mahasiswa.

“Harusnya dibatasi untuk memberi ruang bagi PTS turut serta berpartisipasi dalam dunia pendidikan. Kalau mahasiswanya banyak diambil semua oleh PTN maka PTS yang jumlahnya lebih banyak jadi tidak kebagian dan bersaing ketat untuk mencari calon mahasiswa ini sangat tidak sehat dalam dunia pendidikan tinggi, karena PTS mandiri tidak bergantung dana dari pemerintah, PTS sangat bergantung dari swadaya,” katanya.

Rembug APTISI tahun ini mengangkat tema “Revolusi Pendidikan Tinggi dalam Menghadapi Era Digital Distruption”, dengan keynote speaker Pak Jokowi, selain bapak presiden hadir juga Menristekdikti Pak Muhammad Nasir dan beberapa pimpinan lainnya.

Terkait tema Perguruan Tinggi menghadapi Digital Distruption, Presiden kembali mengingatkan agar perguruan tinggi melakukan inovasi.

Presiden Jokowi berharap perguruan tinggi melakukan perubahan paradigma berpikir. Karena sejak puluhan tahun perguruan tinggi tidak pernah mengubah program dan jurusan pendidikan. Sejak dari tahun silam jurusannya ya itu-itu saja. Padahal perubahan kehidupan sosial dan perekonomian sudah bergerak sangat cepat.

“Mosok dari dulu sampai sekarang fakultas/ prodi hanya itu-itu saja, misalnya fakultas ekonomi, hukum dan lain-lain. Kenapa tidak dibuat fakultas atau prodi yang mengikuti tren dan kebutuhan masyarakat misal dibuat fakultas atau prodi biotek, manajemen logistik, manajemen ritel, dan digital marketing,” kata Presiden. (Tim)


Lainnya Dari Telegraf