Telegraf – pandemi Covid 19 merubah segalannya dari tatanan kehidupan dan juga pla kerja. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Ham (Balitbang) lakukan transformasi terkait sosialisasi yang sifatnya konvensional/tatap muka, menjadi sosialisasi partisipatif yang memanfaatkan teknologi yaitu melalui daring dengan Obrolan Peneliti (OPini) yang memasuki edisi ke 17.
Hal itu di ungkapkan oleh Kepala Balitbang Hukum dan HAM, Sri Puguh Budi Utami dalam agenda media gatering di kantornya di Jakarta (31/5).
“Momentum pandemi menjadi dasar balitbang Hukum dan Ham untuk melakukan transformasi dari konvensional menjadi digital. Sejak mei 2020 kita sudah menjalin peserta, yang tidak hanya stakeholder, praktisi ,mahasisa, akademisi dan masyarakat umum bisa melihat apa yang dihasilkan oleh temen temen peneliti sekaligus menghadirkan berbagai narasumber untuk memberikan masukan apakah rekomendasi yang di susun oleh temen temen peeliti ini tepat atau perlu menyempurnaan,” tuturnya.
Sri Puguh mengungkapkan bahwa hingaa saat ini ( akhir Mei) OPini sudah memasuki edisi ke 17 dengan mengangkat tema “Peran Nyata Perempuan dalam Agenda G20: Pembangunan Ekonomi melalui Teknologi”. dengan meghadirkan Nevey Varida A., SH, MH (Peneliti Balitbang Hukum dan HAM), Dr. Femmy Eka Kartika Putri, M.Psi (Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng, M.Eng (Profesor Riset Bidang Teknologi Proses Elektrokimia Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Lanjutnya OPini ke 17 mengangkat tema “Peran Nyata Perempuan dalam Agenda G20: Pembangunan Ekonomi melalui Teknologi”. Tema ini digagas untuk merespon salah satu agenda utama Presidensi Indonesia dalam forum G20 yaitu transformasi ekonomi digital. Pemerintah Indonesia mengajak pemimpin negara dalam forum G20 untuk membangun ekonomi yang inklusif dengan cara memajukan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa 64,5% pemilik UMKM adalah perempuan. Ini menjadi potensi yang besar untuk meningkatkan peran nyata perempuan dalam pemulihan ekonomi dunia.
Sri Puguh juga menyebutkan bahwa menurut data SurveI Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2019 menyebut kalau akses internet untuk kaum perempuan secara konsisten mengalami kesenjangan selama periode 2016 hingga 2019.
Melaui OPini ia berharap bagaimana pemberdayaan perempuan lewat pemajuan akses terhadap teknologi mampu meningkatkan ketangguhan perempuan di masa pandemi.