TELEGRAF – Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus meninggalkan Indonesia untuk menuju ke Papua Nugini usai menjalani agenda apostolik di Jakarta sejak Selasa (03/09) hingga Jumat (06/09), dalam perjalanan kedua dari tur 12 hari yang melelahkan di Asia-Pasifik, setelah menyampaikan pesan persatuan agama di negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia.
Pria berusia 87 tahun ini tampak bugar dan tersenyum selama kunjungan tiga harinya meskipun jadwalnya padat dan cuaca sangat panas, memimpin misa pada hari Kamis yang dihadiri lebih dari 80.000 orang di stadion utama Gelora Bung Karno, Senayan.
Upacara pelepasan resmi dengan pengawal kehormatan diadakan di bandara internasional Soekarno-Hatta, di mana pesawat lepas landas menuju ibukota Papua Nugini.
Paus Fransiskus tiba di Terminal VVIP Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) bersama iring-iringan rombongannya sekitar pukul 10.01 WIB dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan TNI/Polri.
Kepala Negara Vatikan itu dalam perjalanan ke Bandara Soetta menaiki kendaraan roda empat jenis Toyota Kijang Innova Zenix yang disiapkan secara khusus oleh pihak Pemerintah Indonesia.

Paus Fransiskus (tengah) melambaikan tangan sebelum meninggalkan Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (6/9/2024). Paus Fransiskus melanjutkan perjalanan menuju Papua Nugini setelah mengunjungi Indonesia selama empat hari. ANTARA/Muhammad Iqbal
Dengan mengenakan pakaian khas putih-putih, Paus Fransiskus sempat menyapa dan melambaikan tangan kepada awak media serta warga sembari tersenyum.
Paus Fransiskus dalam perjalanan menuju Papua Nugini menggunakan pesawat komersil Garuda Indonesia GA7780 dengan keberangkatan pukul 10.30 WIB untuk menuju Bandara Port Moresby, Papua Nugini, pada Jumat (06/09/2024).
Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas mengantar Paus Fransiskus, bersama Dewan Pertimbangan Presiden RI Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Michael Trias Kuncahyono.
Kemudian turut hadir juga perwakilan Vatikan seperti Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua Konferensi Wali Gereja Antonius Subianto Bunyamin, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Uskup Piero Pipoppo, Sekretariat Kedutaan Vatikan Pastur Michael Andrew Pawlowicsz, Ketua Panitia Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia Ignatius Jonan.
Sebelumnya, Paus Fransiskus juga menandatangani sebuah deklarasi bersama Imam Besar Masjid Istiqlal yang menyerukan aksi melawan kekerasan yang diilhami oleh agama dan perubahan iklim. Paus akan berada di Papua Nugini hingga 9 September, sebuah negara Pasifik yang terdiri dari berbagai etnis dan mayoritas penduduknya beragama Kristen, sebagian besar Protestan.

Paus Fransiskus (tengah) berjabat tangan dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kiri) sebelum meninggalkan Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (6/9/2024). Paus Fransiskus melanjutkan perjalanan menuju Papua Nugini setelah mengunjungi Indonesia selama empat hari. ANTARA/Muhammad Iqbal
Negara bekas jajahan Australia yang berpenduduk sembilan juta jiwa itu, yang dikunjungi Yohanes Paulus II pada tahun 1984 dan 1995, sering dilanda kekerasan kesukuan, dan pada bulan Januari terjadi kerusuhan mematikan setelah protes anti-pemerintah menentang pemotongan upah. Fransiskus juga dapat memperbaharui seruan untuk perlindungan yang lebih besar terhadap lingkungan hidup, di negara yang telah mencatat deforestasi yang luas dalam beberapa dekade terakhir dan telah dilanda bencana alam. Dalam kunjungan satu hari ke Vanimo, sebuah kota di barat laut Papua Nugini yang berpenduduk 10.000 orang, Paus diperkirakan akan fokus pada penyebaran agama Kristen melalui penginjilan.
Paus Fransiskus akan mengambil bagian dalam upacara singkat setibanya di Port Moresby pada Jumat sore, dan kemudian menuju ke kedutaan besar Vatikan pada malam harinya. Acara publik pertamanya di negara ini adalah pidato di hadapan para pemimpin politik pada Sabtu pagi. Dengan penerbangan dari Jakarta, Paus akan menempuh jarak sekitar 16.000 km (sekitar 10.000 mil) dalam perjalanan ke luar negeri, yang merupakan perjalanan terpanjangnya. Pada saat ia kembali ke Roma, ia akan menempuh jarak hampir 33.000 km (20.500 mil). Pada hari Senin ia akan melakukan perjalanan ke Timor Leste dan kemudian ke Singapura, di mana ia akan mengakhiri perjalanan terpanjang dan terjauh dalam masa kepausannya selama 11 tahun.