Telegraf – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka berulang kali menyebut nama Thomas Lembong (Tom Lembong) dalam Debat Capres-Cawapres ke-4 di JCC, Jakarta, Minggu (21/01/2024). Orang yang disebut sebagai bagian dari tim pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).
Nama Tom Lembong disebut setidaknya dua kali oleh Gibran, lalu siapakah Tom Lembong disebut Gibran dalam posisinya sebagai Co-Captain Timnas AMIN, atau tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Gibran menyebut Tom Lembong sering membicarakan Lithium Ferro Phosphate (LFP) dan menyebut Tesla tidak menggunakan nikel.
“Yang sering ngomong Lithium Ferro Phosphate (LFP) itu timsesnya tapi Cawapresnya [Cak Imin] ga paham, Tesla ga pakai nikel ini kan kebohongan publik, mohon maaf Tesla itu pakai nikel pak,” kata Gibran saat debat.
Siapakah Tom Lembong Yang Merupakan Co-Kapten Tim Nasional Pemenangan (Timnas) Anies -Muhaimin (Amin) Itu?
Tom Lembong lahir di Jakarta pada tahun 1971, artinya kini telah memasuki usia 52 tahun. Ia lahir dari pasangan Yohanes Lembong yang merupakan dokter ahli jantung dan THT dan Yetty Lembong seorang ibu rumah tangga. Tom diketahui mengenyam pendidikan dasar di Jerman hingga berusia 10 tahun, dan kembali ke Indonesia dan melanjutkan sekolah SD dan SMP di Sekolah Regina Pacis, Jakarta. Saat SMA, Tom pindah ke Boston, Amerika Serikat.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sempat mengangkat Tom Lembong sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmad Gobel dengan masa jabatan, 12 Agustus 2015 – 27 Juli 2016. Dia kemudian terkena reshuffle atau perombakan kabinet menjadi Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hingga 23 Oktober 2019.
Selain itu, dirinya juga dikenal sebagai pengusaha ternama sekaligus ekonom senior di Indonesia.
Dilansir dari berbagai sumber, Tom yang merupakan Menteri Perdagangan Indonesia ke-30 ini juga tercatat melanjutkan studinya dengan mengambil jurusan pendidikan Arsitektur dan Perancangan Kota di Harvard University dan lulus pada tahun 1994. Setelah lulus, dia berkarir di firma keuangan Morgan Stanley, kantor Singapura. Tom kemudian melanjutkan karirinya di Deutsche Securities Indonesia pada 1999-2000.
Pada tahun 2000, Tom ditunjuk menjadi Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Kala itu, BPPN berada dibawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang bertugas melakukan rekapitalisasi dan restrukturisasi perbankan Indonesia usai krisis moneter 1998.
Setelah itu, Tom berpindah ke Farindo Investments hingga tahun 2005. Tahun 2006, Tom Lembong menjadi salah satu pendiri, Chief Executive Officer, dan Managing Partner di Quvat Management Pte.Ltd, sebuah perusahaan dana ekuitas. Kemudian ia menjadi Presiden Komisaris PT Graha Layar Prima Tbk tahun 2012-2014.
Tom menjadi penasehat ekonomi Gubernur DKI Jakarta tahun 2013 yang saat itu dijabat oleh Joko Widodo. Dirinya juga menjadi penulis pidato Jokowi sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga masa jabatan pertama sebagai Presiden Indonesia.
Sejak Juli 2016-Oktober 2019, Tom menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Selanjutnya, ia menjabat sebagai penasehat Internasional Institut Kajian Strategis Internasional (IISS) di London dan International Plastic Omnium di Perancis.
Tahun 2021, Tom Lembong ditunjuk oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi Komisaris Utama PT Jaya Ancol. Setelah itu, Tom mendirikan Consilience Policy Institute yang beroperasi di Singapura. Institusi ini untuk mewadahi para pemikir kebijakan ekonomi internasionalis dan reformis di Indonesia.