Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Didaktika
  • Olahraga
  • Lainnya
    • Otomotif
    • Regional
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Telecoffee
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telefokus
Membaca Kisah Sverdlov dan KRI Irian
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Didaktika
  • Olahraga
  • Lainnya
    • Otomotif
    • Regional
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Telecoffee
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telefokus
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Telerasi

Kisah Sverdlov dan KRI Irian

KBI Media Rabu, 10 Mei 2017 | 17:13 WIB Waktu Baca 5 Menit
Bagikan
Bagikan

Berangkat dari sedikitnya literatur yang membahas tentang KRI Irian termasuk literatur dari TNI, lahirlah buku ini. Patut dicatat, Indonesia pernah disegani dunia ketika KRI Irian memasuki perairan Indonesia tanggal 5 Agustus 1962. Namun, sedikit sekali di antara kita yang menyadari jika TNI-AL pernah memiliki kapal perang terbesar Kelas Sverdlov dengan bobot mati mencapai 16.640 ton. Pada masa itu, hanya Indonesia yang diperkenankan oleh Uni Soviet untuk memiliki kapal jenis penjelajah ringan light cruiser battleship.

Kelas Sverdlov termasuk di antara kapal yang paling disegani oleh NATO semasa perang dingin. Indo-nesia membeli kapal ini untuk mendukung operasi Trikora dalam rangka membebaskan Irian Barat yang ketika itu masih dikuasai Kerajaan Belanda.

Ada rasa bangga sekaligus sedih bila mendengar tentang KRI Irian, kapal penjelajah kelas Sverdlov buatan Uni Soviet yang pernah membuat Angkatan Laut RI begitu berjaya di masa lalu. Bangga karena hanya Indonesia, satu-satunya negara di Asia Tenggara yang pernah mencicipi punya kapal penjelajah. Bahkan berkat kedigdayaan KRI Irian, Belanda jadi tunduk untuk men-yerahkan Irian Barat.

Tapi sedihnya, tidak ada ada artefak KRI Irian yang bisa dilihat oleh generasi saat ini. Bahkan, naskah maupun arsip sedikit sekali yang terdokumentasi. Faktor ukuran yang super besar dan biaya yang tidak sedikit menyulitkan untuk menjadikan museum apung. Akhir masa pengabdiannya pun terus diselimuti misteri hingga kini. Publik di Indonesia kini hanya bisa melihat jejak sejarah KRI Irian lewat foto-foto hitam putih. Kalaupun ada wujud penjelajah kelas Sverdlov dalam museum apung terkendala jarak, karena hanya bisa dinikmati dengan biaya mahal, karena saat ini berada di Rusia.

Upaya penulisan kembali KRI Irian ini patut diapresiasi, karena setidaknya bisa mengembalikan memori bangsa akan kehebatan dan ketangguhan kapal yang dimiliki Indonesia. Buku yang berjudul, “Kisah Sverdlov dan KRI Irian” ini merupakan kajian tentang kapal perang (penjelajah) Rusia dan Indonesia pada era Perang Dingin. Kapal perang yang kuat dan terbesar milik RI. Terbesar juga di seluruh Asia.

Ketika itu, Indonesia adalah negara sedang berkembang yang memiliki armada angkatan laut yang amat disegani oleh negara tetangga. Belum ada negara-negara di Asia yang mengoperasikan kapal perang sejenis KRI Irian. Dari segi kekuatan atau kemampuan, kapal ini berperan ganda dalam melaksanakan misinya. Peranan dalam operasi perang laut dan peranan dalam diplomasi politik.

Pembahasan buku ini bertumpu pada penjelasan mengenai karakteristik dan kemampuan kapal, ialah Sverdlov dan KRI Irian. Sverdlov adalah kelas kapal penjelajah sedangkan KRI Irian adalah kapal penjelajah Indonesia yang semula Ordzhonikidze. Dalam era Perang Dunia II terdapat jenis-jenis kapal perang seperti battleship, battlecruiser, cruiser, destroyer dan lainnya.

Era Perang Dingin terdapat jenis battlecruiser (atau cruiser), destroyer, fregat, korvet dan lainnya. Maka kapal perang yang terbesar ialah jenis cruiser atau penjelajah yang resmi berlaku secara operasional sampai masa kini. Jenis battleship pada era Perang Dingin sudah tak berlaku lagi, atau kata lainnya telah dihapus dari operasional sampai masa kini. Kapal penjelajah KRI Irian dan kelas Sverdlov lainnya termasuk kapal yang sejenis battleship dalam masa kini.

Jika pada PD II battleship yang termashyur, ialah Bismarck, Yamato, Warspite, Vittorio Veneto, Iowa dan lainnya. Dari segi kekuatannya, cruiser hampir sama kemampuannya dengan battleship. Hanya saja, daya hantam dan manuver kapal penjelajah lebih unggul dibandingkan battleship. Ditambah lagi, perangkat elektroniknya juga amat menunjang sistem operasional kapal.

Dari segala kemampuan kapal ini hingga aspek-aspeknya, pada strategi dan taktik perang laut mempunyai kesesuaian dengan teori maritim yang di-kemukakan oleh Gorshkov dan Mahan. Begitu halnya berbagai latar belakang keadaan wilayah Indonesia, dan sejarah nasional yang mewarnai perjalanan karier kapal penjelajah KRI Irian (Ordzhonikidze) di kancah politik dan strategi militer. Buku yang sederhana ini kiranya dapat memberi masukan bagi khalayak pembaca tentang alat perang berupa kapal perang. Sebuah uraian yang disusun untuk mengenang keperkasaan kapal perang permukaan.


Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

KOPLING 2025
Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal
Waktu Baca 6 Menit
Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi
Waktu Baca 3 Menit
Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan
Waktu Baca 5 Menit
Sufmi Dasco: Saraswati Tetap Bertugas Sebagai Anggota DPR
Waktu Baca 2 Menit
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing Di COP30 Brazil
Waktu Baca 4 Menit

Bank Jakarta Resmikan Biodigester Komunal di Pekayon, Dorong Jakarta Bebas BABS dan Ramah Lingkungan

Waktu Baca 3 Menit

Xi Jinping dan Donald Trump Bakal Absen di KTT G-20 Afrika Selatan

Waktu Baca 4 Menit

Sharon Osbourne Ungkap Jumlah Uang Terkumpul Dari Konser Ozzy’s Back to the Beginning

Waktu Baca 2 Menit

Freeport Buka Sebagian Tambang di Grasberg Atas Izin ESDM

Waktu Baca 3 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Telerasi

Lebih dari 800 Karya Warnai Perayaan 3 Tahun MOOC Pintar: Kreativitas yang Layak Diapresiasi

Waktu Baca 3 Menit
Foto: Aktivitas Guru dan Murid Sekolah Amal Mulia Kota Depok, (Ist)
Telerasi

Ribuan Pelajar Depok Siap Menulis untuk Masa Depan Kota, Yuk Hadiri dan Dukung Aksi Literasi yang Menginspirasi Ini!

Waktu Baca 3 Menit
Telerasi

Bagi Saham BUMN Untuk Rakyat Agar Tidak Merusak Lingkungan Hidup

Waktu Baca 4 Menit
Telerasi

Batch # 6 Pelatihan Video Pembelajaran, Ditutup Kapus Fujiartanto

Waktu Baca 4 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Telecoffee
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
MUSIKPLUS
  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe

Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?