Telegraf, Jakarta – Ketidakpastian di 2018 terkait dengan tahun politik, tak menggoyahkan keyakinan PT Waskita Karya Tbk. bahwa pertumbuhan bisnisnya akan lebih baik dari tahun 2017.
Menurut Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk., M. Choliq, peluang bisnis sektor infrastruktur akan meningkat tahun ini. “Karena pemerintah masih fokus pada pembangunan infrastruktur hingga 2019,” ungkapnya.
Tahun 2017 Waskita berhasil meraup untung Rp4 triliun dan ditargetkan tahun 2018 akan lebih dari itu. Desember 2017 kontrak diperoleh perseroan sebesar Rp130 triliun dan saat ini menjalankan proyek strategis nasional yaitu jalan tol dan bendungan.
“Proyek tol yang baru ini diresmikan adalah Tol Medan Kualanamu – Tebing Tinggi. Awal 2018 selesai Pejagan-Pemalang 58 Km, lalu ada Solo-Ngawi 180 Km,” jelasnya.
Tahap divestasi ruas tol juga dilakukan oleh Waskita Karya. Ini juga menjadi tantangan untuk cepat merealisasikan divestasi tersebut. Saat ini asetnya sudah cukup besar, sekitar Rp90 triliun. Menurut Choliq, jika divestasi tidak segera dilakukan, maka akan kesulitan di pendanaan tahun depan.
“Divestasi khususnya di bidang jalan tol. Jadi Waskita Karya secepatnya akan menjual tol, khususnya yang telah selesai. Range harga tol di atas Rp20 triliun per satu tol, sedangkan yang paling kecil Rp4 triliun,” ungkapnya.
Target divestasi ruas tol ini diharapkan dapat tercapai di atas 30% dari seluruh tol yang dimilki. Strategi ini dalam rangka menjaga kesehatan keuangan Waskita. Hampir 80% aset BUMN bidang konstruksi itu ada di jalan tol. Kini, perseroan nenangani 18 tol ditambah 4 sebagai kontraktor, total 22 proyek sepanjang 1.300 km.
Tahun lalu, pertumbuhannya mencapai 100% dengan laba sekitar 30-40%. Menurutnya, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup bagus, karena ini terbukti dari permintaan yang juga bagus di sektor infrastruktur, sehingga menjadi angin segar bagi Waskita Karya di 2018. (Red)
Photo Credit : Tahap divestasi ruas tol juga dilakukan oleh Waskita Karya. Ini juga menjadi tantangan untuk cepat merealisasikan divestasi tersebut. Saat ini asetnya sudah cukup besar, sekitar Rp90 triliun. File/Dok/Ist. Photo
