Telegraf, Jakarta – Dalam rangka mewujudkan Universitas Yatim ASEAN pengurus Yayasan Wakaf Yatim dan Fakir Miskin (Yawatim) ASEAN, beserta Kementrian Sosial dan Kementrian Agama meresmikan waqaf pendirian Universitas Yatim ASEAN di Jakarta.
“Jadi kepada anak anak marilah kita sama sama doakan agar yang kita perlukan di restui Allah SWT dan akan di beri kejayaan kepada kita supaya menikmati sedikit darma bakti kita di dunia sebelum kembali menemui Allah SWT,” ungkap Tengku Mahmud Bin Mansor Ketua Forum Yatim Asean, saat sambutan dihadapan puluhan anak anak yatim, Sabtu (12/05/18).
Tengku Mahmud berharap Kementrian Sosial dan Kementrian Agama mempunyai tanggungjawab yang sama untuk meneruskan tanah waqaf seluas 130 hektar yang diberikan oleh keluarga Hasyim Majdi dari Riau ini untuk lokasi pembangunan kampus Universitas Asean yang berklokasi di Kampar, Riau, Pekanbaru.
Kampus yang di peruntukan untuk anak anak yatim ini direncanakan pembangunannya 3 tahap, tahap pertama membutuhkan dana sekitar 10 juta ringgit Malaysia atau setara Rp3 triliun 350 milyar. dan untuk tahap kedua dan ketiha kurang lebih membutuhkan dana yang sama.
Lanjut Tengku Mahmud tahap pertama yang di rencanakan selesai tahun kedua pembangunan sudah bisa menerima mahsasiswa sebanyak 1000 mahasiswa. Kampus yang berdiri bersama asrama ini akan menampung 3000 mahasiswa dimana 90 persen berasal dari Indonesia sementara untuk 10 persennya dari negara Asean seperti, Malaysia, Kamboja, Thailand dan lainnya.
M. Nur Yasin Kepala Seksi Sarana Prasarana Kementrian Agama mengatakan dalam sambutannya sangat mendukung adanya waqaf tanah yang di berikan oleh keluarga Hasyim Majdi bisa dimanfaatkan dan memberi peluang kepada mahsiswa yatim yang berada di ASEAN berkumpul menjadi satu di Indonesia.
“Karena kita adalah satu rumpun bahasa melayu mungkin tidak akan terlalu sulit dalam berkomunikasi, kami secara pribadi dan secara instistusi sangat mendukung, mungkin hal hal yang menyangkut pendirian bisa berkoordinasi dengan kami khususnya dengan kordinator perguruan tinggi swasta di Riau,” kata Nur Yasin.
Ditemui di tempat yang sama Hery Z Suratin Kepala Bagian Badan Pendidikan penelitian dan penyuluhan Kemensos (BPPPK) menjelaskan tidak banyaak orang yang berniat dan manfaat melaksanakan wakaf 130 hektar untuk mensejahterakan anak anak yatim.
“Tidak banyak orang yang punya niat dan manfaat melaksanaakan itu semua sukur alhamdulillah kelebihan wakaf 100 hekatar itu luar biasa kampus saja 10 hektar ini saya membawahi eselon 2 hanya 12 kampunya hanya 2-3 hektar ini 130 hektar ini sangat luar biasa,” tuturnya. (Red)
Photo Credit : Yawatim ASEAN Segera Dirikan Universitas Yatim di Riau Indonesi. | Telegraf/Atti Kurnia