TERNATE, TELEGRAF.CO.ID – Dua siswa dari MTs Minhajut Tholabah Purbalingga Jawa Tengah, Rafa Tsabitah Azalia dan Rifadiyah Khairunisa, menghadirkan aplikasi QILAL (Qamus Qawaidul I’lal), sebuah kamus digital yang dirancang untuk memudahkan pembelajaran Bahasa Arab, terutama kaidah nahwu shorof berbasis I’lal. Keduanya yang juga merupakan santri, menunjukkan inovasinya dalam ajang Madrasah Young Researchers (MYRES) 2024 di Ternate, Maluku Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu santri memahami perubahan kata dalam Bahasa Arab, yang sering kali menjadi tantangan besar dalam mempelajari kitab-kitab klasik. QILAL hadir sebagai solusi inovatif yang memadukan teknologi dengan metode pembelajaran tradisional.
Rafa Tsabitah Azalia, menjelaskan bahwa dirinya melihat banyak santri yang mengalami kesulitan memahami kaidah I’lal dalam Bahasa Arab, terutama saat mempelajari kitab-kitab klasik.
“Melalui aplikasi QILAL, kami ingin memberikan solusi praktis yang dapat membantu santri belajar dengan lebih mudah dan menyenangkan,” ujarnya pada Kamis (5/9/2024).
Menurutnya, QILAL tidak hanya menjadi kamus digital, tapi juga alat pembelajaran interaktif yang membantu santri memahami perubahan kata secara lebih mendalam, sehingga mereka bisa lebih percaya diri dalam mempelajari Bahasa Arab.
Menurut hasil penelitian, aplikasi QILAL memiliki tingkat kelayakan yang sangat tinggi, dengan persentase kelayakan materi sebesar 95% dan kemenarikan sebesar 91%. Peningkatan prestasi belajar santri setelah menggunakan aplikasi ini juga sangat signifikan, mencapai 95,85%. Hal ini menunjukkan bahwa santri tidak hanya dapat bersaing di bidang agama, tetapi juga di ranah teknologi pendidikan.
Aplikasi QILAL tidak hanya menawarkan kamus digital biasa, tetapi juga dilengkapi dengan fitur pencarian kata yang canggih, termasuk input suara dan penggunaan kamera, sehingga semakin memudahkan santri dalam mengakses materi pembelajaran. Fitur ini mendapat sambutan hangat dari pengguna, baik santri maupun guru madrasah.
“Dengan QILAL, belajar Bahasa Arab menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Kami bangga bisa menghadirkan inovasi yang bermanfaat bagi teman-teman santri lainnya,” ujar Rafa Tsabitah.
Sementara itu, Rifadiyah Khairunisa, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam mempelajari Bahasa Arab adalah memahami perubahan kata-kata yang rumit dalam kaidah I’lal. Kami berharap QILAL dapat mempermudah proses pembelajaran tersebut, baik bagi santri pemula maupun yang sudah lanjut.
“Kami merancang aplikasi ini agar tidak hanya informatif, tetapi juga mudah diakses oleh semua kalangan, dari santri hingga guru. Kami percaya bahwa teknologi bisa menjadi jembatan yang memudahkan belajar Bahasa Arab,” kata Rifa.
Rifa berharap aplikasi QILAL dapat terus dikembangkan dan menjadi acuan bagi santri di seluruh Indonesia, sehingga semakin banyak santri yang terbantu dalam memahami Bahasa Arab, terutama kaidah I’lal.
“Semoga penelitian ini bisa menginspirasi siswa serta santri lainnya untuk terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi dalam mendukung pembelajaran, khususnya dalam bidang ilmu agama,” tutupnya.