Telegraf, Jakarta – Dua terduga pelaku pembunuhan Pulomas ditangkap di Bekasi, Rabu, 28 Desember 2016. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono membenarkan kabar tersebut.
“Iya, benar, dua orang ditangkap di Tambun. Saya sedang menuju ke sana,” kata Argo saat dikonfirmasi, Rabu.
Dari data yang didapat sementara, dua pelaku pembunuhan Pulomas yang ditangkap bernama Ramlan Butarbutar alias Pincang dan Erwin Situmorang. Keduanya ditangkap di rumah adik Ramlan. Saat ini, polisi masih mengejar dua pelaku lain.
Dodi Triono adalah arsitek dan pengusaha sukses. Dia menjadi pemenang tender untuk renovasi Gelora Bung Karno.Dia juga memiliki tiga mobil Lamborghini. Lelaki yang juga menjabat sebagai ketua RT itu dikenal sebagai orang kaya yang ramah dan baik. Para sahabat dan tetangganya mengakui hal tersebut.
Tragedi pembunuhan di Pulomas itu mengejutkan banyak orang. Saat pemeriksaan Selasa siang, anjing pelacak polisi sempat mengendus jejak pelaku hingga ke sekolah terdekat.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan polisi masih menyelidiki kejadian tersebut dengan mempelajari rekaman closed-circuit television (CCTV) dan keterangan para saksi.
Rekaman tersebut bakal memandu polisi untuk mengetahui kronologi kejadian dan menelusuri jejak pelaku. Polisi menduga pelaku pembunuhan berjumlah 3-4 orang. “Tim pun bergerak melakukan penyelidikan,” ucapnya saat menyambangi lokasi kejadian, Selasa.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan peristiwa pembunuhan baru diketahui Selasa pagi, ketika Sheila, teman dari putri Dodi, Diona Arika Ananda Putri, datang ke rumah itu. Sheila datang ke situ karena, dari Senin sore, Diona tak kunjung merespons sambungan telepon dan pesan instan untuk membicarakan rencana pergi bersama.
Saat berada di depan pagar rumah, tak satu pun penghuni yang menyahut salamnya. Sheila lantas berinisiatif masuk rumah karena kondisi pagar rumah dan pintu tak terkunci.
Ketika berada di dalam rumah tersebut, Sheila mendengar suara rintihan dari dalam kamar mandi. Suara itu membuatnya takut. Sheila lalu lari ke luar rumah untuk meminta bantuan petugas keamanan dan kepolisian setempat. Polisi yang datang tak lama setelah menerima laporan itu mengecek kondisi kamar mandi dengan cara mendobrak pintu. “Setelah dibuka, ada sebelas orang di dalam kamar mandi,” kata Argo.
Enam korban tewas adalah Dodi Triono, 59 tahun; Diona Arika Ananda Putri (16); Dianita Gemma Dzalfayla (9); Amel, teman Gemma; serta Yanto dan Tasrok, sopir Dodi. Sedangkan lima korban yang masih hidup adalah Emi, Zanette Kalila, Santi, dan dua asisten rumah tangga bernama Fitriani dan Windy. Semua jasad korban kini berada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk keperluan visum dan autopsi.

Salah satu korban perampokan sadis di Pulomas, Diona Arika Putri, 16 tahun, sempat berkomunikasi dengan ibu kandungnya dan mengatakan telah belajar salat. “Mama aku udah belajar salat,” kata Almyanda Saphirra, sang ibu, saat ditemui di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Selasa, 27 Desember 2017.
Diona merupakan salah satu dari enam korban dalam perampokan sadis di Jalan Pulomas Utara. Korban lain adalah ayahnya, Dodi Triono; Dianita Gemma Dzalfayla (9); Amel, teman Dianita yang sedang menginap; serta Yanto dan Tasrok, sopir korban.
Almyanda dan Dodi sudah berpisah sehingga mereka tidak lagi tinggal serumah. Putri Almyanda lainnya, Zanette Kslila Azaria, juga menjadi korban, tapi hanya menderita sesak napas. Sebelas korban disekap di kamar mandi tanpa ventilasi sehingga enam di antaranya meninggal kehabisan oksigen.
Almyanda Saphirra berharap pihak kepolisian segera menangkap pelaku penyekapan yang menewaskan anak dan mantan suaminya ini. “Kejam banget,” ujarnya sambil terisak. Ia juga mengiyakan bahwa bahu Zanette sedang di-rontgen karena sakit. “Alhamdulillah, mohon doanya,” ucapnya saat ditanya kondisi Zanette.
Alymyanda mengetahui kejadian yang menimpa ketiga anak dan mantan suaminya ini dari teman-teman warga Pulomas. “Ya, cuma terakhir anak saya bilang, ‘Mama I love you, kangen’,” ujar ibu tiga orang anak yang akrab dipanggil Phirra ini.
Hanny, salah satu teman Diona Arika Andra Putri, merasa kaget dan tidak percaya saat mendengar teman dekatnya meninggal akibat kasus ini. “Tadi pas lihat snapchat temen-temen baru percaya,” kata Hanny .
Hanny yang terakhir berkomunikasi dengan Diona pada 20 Desember 2016 mengatakan korban akan mengunjungi rumahnya mengambil baju yang tertinggal. (Red)
Photo credit : Ist. Photo