Telegraf – Guru Besar Filsafat dan Etika, Franz Magnis Suseno yang biasa dikenal dengan Romo Magnis mengungkapkan keresahan susana hatinya atas situasi politik dan hukum di Indonesia saat ini. Dia mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang tak baik-baik saja, bahkan berada dalam situasi genting, pasca pengebirian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan manipulasi putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
“Saya sedikit mau menjelaskan situasi itu genting. Kemarin saya ditanya sahabat saya, Din Samsyudin, jawabnya saya pegang perinsip saya. Pokoknya jangan yang terburuk. Terus terang saya tidak punya masalah dengan pasangan AMIN (Anies-Cak Imin) dan Ganjar-Mahfud,” katanya di acara ‘All Out Ganjar Mahfud’ oleh Alumni SMA TOP GAN, gabungan SMA Kanisius, Pangudi Luhur, Tarakanita, Santa Ursula, St Theresia, Gonzaga, dan Loyola di Jakarta, pada Minggu (28/01/2024).
Selanjutnya, dia membandingkan situasi politik saat ini dengan era Reformasi 1998. Romo Magnis mengungkapkan perjuangan atas demokrasi yang telah dicapai, justru kini ternodai.
“Kalau gentingnya situasi, bagi saya sederhana. Kita dalam reformasi dengan mengorbankan orang banyak, akhirnya menginstal demokrasi dan HAM atas dasar Pancasila, dan sekarang kita menghadapi etika ‘ndasmu’. Apakah kita dipimpin dengan orang tanpa etika?” ujarnya.
Romo Magnis menyatakan telah melihat ada tanda-tanda sekarang bukan hanya arah pemilihan mau dipengaruhi oleh penguasa, tetapi juga ada tanda-tanda akan dimanipulasi. Dia menegaskan bahwa saat ini Indonesia berada di situasi gawat sejak sebelum reformasi.
Selain itu, dalam kesempatan itu Romo Magnis mengaku bahwa keraguannya terhadap presiden telah muncul pada 2014 lalu, setelah terpilihnya Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI. Menurutnya, peristiwa Paniai Papua seharusnya diselesaikan oleh Presiden, tapi kenyataannya tidak.
“Saya sebetulnya mulai ragu-ragu sejak peristiwa Paniai, ketika orang Papua dibunuh. Padahal presiden bisa berbuat sesuatu,” tegasnya.
Kemudian, Romo Magnis juga mengaku merasa ragu kembali, ketika terjadi pengebirian KPK dengan akibatnya seluruh DPR mendukung pemerintah.
“Aduh, aduh tanpa komentar apapun. Kita ini berjalan kemana? Saya juga mendengar desas-desus ada intimidasi. Ya teman-teman saya kira, kita dalam situasi berbahaya,” tandasnya.