Tekan Kasus Covid-19, PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang Sampai 22 November

Oleh : Edo W.
Photo Credit: Calon penumpang menuju konter validasi dokumen kesehatan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Banten, Selasa (18/5/2021). ANTARA FOTO/Fauzan

Telegraf – Meskipun penanganan pandemi Covid-19 terus membaik dengan ditandai dengan adanya penurunan yang signifikan jumlah kasus harian. Namun pemerintah memutuskan akan tetap memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di luar Pulau Jawa dan Bali.

Perpanjangan tersebut akan terus diberlangsungkan selama dua minggu kedepan, terhitung mulai hari ini, tanggal 9 hingga 22 November 2021 mendatang.

Kondisi pandemi disebut sudah sangat membaik jika dibandingkan dengan puncaknya pada Juli 2021 lalu. Per 7 November 2021, jumlah Kasus Aktif sebesar 10.825 kasus atau 0,3% dari total keseluruhan kasus. Meski begitu, pemerintah masih melalui hasil evaluasi salah satunya dengan kembali memperpanjang waktu PPKM itu.

“Perpanjangan PPKM luar Jawa-Bali pada periode 9 November sampai 22 November atau diperpanjang dua minggu,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Senin (08/11/2021).

Airlangga mengatakan kondisi Covid-19 di luar Jawa-Bali sudah semakin baik, dari 27 provinsi di luar Jawa-Bali kini sudah tidak ada lagi yang berstatus PPKM level 3 dan 4.

Lebih lanjut ia menerangkan, jumlah kabupaten/kota yang berada di PPKM level 1 pun meningkat, yakni ada 151. Tak ada lagi kabupaten/kota yang berstatus PPKM level 4.

“Tidak ada di (level) 4 dan 4 kabupaten di level 3 dan terdapat 231 kabupaten/kota di level 2 dan 151 kabupaten/kota di level 1,” terangnya.

Terkait vaksinasi, Airlangga juga mengatakan, bahwa sudah ada eman provinsi yang tingkat capaian vaksinasinya di atas angka nasional, antara lain di Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, NTB, dan Sulawesi Utara. Sedangkan untuk provinsi lain, capaian vaksinasinya masih di bawah nasional.

Angka itu jauh lebih baik daripada rata-rata global yang sebesar 7,4%. Untuk kasus Konfirmasi Harian rata-rata 7 hari (7DMA) sebesar 543 kasus, dengan tren penurunan per 7 November yaitu sebanyak 444 kasus, atau sudah turun 99,2% dari situasi puncak 15 Juli 2021.

Secara nasional, persentase Tingkat Kesembuhan (Recovery Rate/RR) adalah 96,37% lebih baik dari Global yang sebesar 90,52%, Tingkat Kematian (Case Fatality Rate/CFR) adalah 3,38%, dengan penurunan total kasus aktif adalah -97,59%.

Kondisi yang terus membaik tersebut juga diakui WHO, dimana dalam Covid-19 Situation Report No. 79 pada 3 November 2021 disebutkan WHO bahwa seluruh provinsi di Indonesia telah berada pada tingkat penularan masyarakat (Community Transmission/CT) Level 1 atau Tingkat Penularan Rendah. Hal ini berarti seluruh provinsi sudah berada pada CT1, yang merupakan tingkat penularan/infeksi rendah pada periode 25 hingga 31 Oktober 2021.

Hasil laporan tersebut sejalan dengan angka Tingkat Reproduksi (Rt) virus Covid-19 yang masih terus terkendali, yakni berada di angka 0,95 per 5 November.

“Hal ini akan terus dijaga dengan terus mendorong program Penerapan Prokes, 3M dan 3T secara ketat, serta percepatan Vaksinasi secara konsisten,” imbuhnya.

Sementara, segi mobilitas penduduk sudah mulai meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Namun, kasus Covid-19 masih tetap terkendali atau tidak diikuti dengan peningkatan kasus. Mobilitas tertinggi terjadi di Maluku, Nusa Tenggara dan Papua yang sudah meningkat melebihi kondisi pra-pandemi Covid-19.

Selain itu, kabar baik juga datang dari Indonesia Covid Recovery Indeks yang dirilis oleh Nikkei. Menurut data Indeks Nikkei, Indonesia berada di peringkat 41 dari 121 negara di dunia, tertinggi di antara negara-negara lain di ASEAN, dengan nilai 56 (31 Oktober 2021). Peringkat ini membaik dari sebelumnya yang berada di peringkat 54.

Dilihat dari jumlah kasus aktif di Luar Jawa-Bali, per 7 November 2021, sebesar 5.736 kasus atau 0,4% dari total kasus sudah menurun 97,5% dari puncaknya di 6 Agustus 2021. Kasus Konfirmasi Harian rata-rata 7 hari (7DMA) sebesar 159 kasus dengan tren terus menurun, per 7 November sebanyak 112 kasus, atau sudah menurun 99,5% dari puncak 06 Agustus 2021.

Di luar Jawa-Bali, jumlah Kasus Kesembuhan (RR), Kasus Kematian (CFR), dan penurunan jumlah Total Kasus Aktif, adalah sbb:

Sumatera: RR = 96,13% dan CFR = 3,57%, dengan penurunan (jumlah total kasus aktif) -98,02%
Nusa Tenggara: RR = 97,41% dan CFR = 2,34% dengan penurunan -98,23%

Kalimantan: RR = 96,55% dan CFR = 3,17% dengan penurunan -97,90%

Sulawesi: RR = 97,10% dan CFR = 2,63% dengan penurunan -98,16%

Maluku dan Papua: RR = 96,07% dan CFR = 1,75% dengan penurunan -90,26%

Sementara Level Asesmen per 5 November 2021, dari 27 Provinsi di Luar Jawa-Bali tercatat bahwa tidak ada Provinsi yang masuk Level 4 dan Level 3; Terdapat 22 Provinsi pada Level 2, serta 5 Provinsi di Level 1 yaitu Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau, Jambi, dan Gorontalo.


Photo Credit: Calon penumpang menuju konter validasi dokumen kesehatan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Banten, Selasa (18/5/2021). ANTARA/Fauzan

Lainnya Dari Telegraf