Telegraf – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter resmi mengangkat Mochamad Purnomosidi sebagai Direktur Utama menggantikan posisi dari Asdo Artriviyanto.
Pergantian pimpinan itu dilakukan di tengah ramainya isu ‘penumpang kehilangan tumbler’. Adapun Purnomosidi sebelumnya merupakan Executive Vice President di LRT Jabodebek.
“Betul, terhitung sejak kemarin,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Karina Amanda, Jumat (28/11/2025).
Selain posisi dirut, pergantian juga terjadi pada dua jabatan direksi lainnya. Broel Rizal dari posisi Direktur Operasi dan Pemasaran, dan digantikan oleh Heri Siswanto.
Kemudian Rahim Ramdhani diberhentikan dari posisi Direktur Keuangan dan Administrasi, digantikan oleh Nugroho Dwi Sasongko.
Kendati demikian, pergantian jabatan tersebut terjadi di tengah isu hilangnya tumbler, Karina menegaskan bahwa keduanya tidak saling berkaitan.
Dia menegaskan, pergantian manajemen perusahaan di tingkat direksi merupakan hal yang umum dan rutin dilakukan.
“Tidak ada kaitannya ya, hanya rotasi rutin saja,” ujarnya.
Baru-baru ini, isu petugas KRL dipecat viral, berawal dari unggahan seorang pengguna KRL berinisial A, yang mengaku kehilangan tumbler Tuku miliknya.
Dia menceritakan bahwa tasnya tertinggal di kereta Commuter Line rute Tanah Abang-Rangkasbitung dan berhasil ditemukan oleh petugas di Stasiun Rawa Buntu, yang juga sempat mengirimkan foto kondisi tas beserta isinya.
Mengikuti prosedur, tas tersebut harus diambil di Stasiun Rangkasbitung, namun ketika diambil keesokan harinya bersama suaminya, tumbler itu sudah tidak ada.
A lalu menuliskan rasa kecewa dan menuding kelalaian petugas KRL, membuat unggahan di Threads menjadi viral.
Di sisi lain, seorang petugas bernama Ar memberikan klarifikasi bahwa ia menerima tas itu dari rekan petugas lain dan menaruhnya di ruang jaga karena situasi stasiun sedang ramai. Dia juga menyebut tidak sempat memeriksa isi tas saat itu.
Ar mengatakan telah menawarkan untuk mengganti tumbler yang hilang, namun A dan suaminya menolak dan tetap membawa kasus tersebut ke media sosial. Dalam pesan yang dikirimkan kepada suami A, Ar menegaskan bahwa dia bukan pelaku pengambil tumbler dan merasa sangat terpukul karena unggahan tersebut membuatnya kehilangan sumber pendapatan satu-satunya.
Sebelumnya, Karina membantah jika KCI melakukan pemecatan sebagaimana isu beredar. Hal ini karena perusahaan pelat merah tersebut memiliki aturan dan prosedur terkait kepegawaian yang tetap mengacu pada regulasi ketenagakerjaan.
“Sebagai tahap awal, tentunya kami melakukan koordinasi kepada pihak mitra pengelola petugas front liner” bebernya.
Ia menambahkan bahwa seluruh petugas di lapangan selalu diarahkan untuk menjalankan SOP dengan baik agar pelayanan kepada pengguna tetap terjaga. Karina juga menegaskan bahwa tidak ada pemberhentian terhadap petugas front liner seperti yang ramai dibahas di media sosial.
“Pihak mitra masih melakukan evaluasi internal untuk melihat lebih jelas kondisi yang terjadi,” jelasnya.
KAI Commuter akan melakukan evaluasi secara menyeluruh sehingga agar situasi serupa dapat dicegah ke depannya. KAI Commuter juga mengingatkan bahwa barang pribadi yang tertinggal di dalam commuter line merupakan tanggung jawab pengguna.