Telegraf, Jakarta – Sebagai negara yang terdiri atas bermacam-macam suku bangsa, Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, akar budaya menjadi sebuah identitas yang kaya makna.
Berbagai cara dilakukan berbagai pihak untuk melestarikan budaya nusantara. Adapun Universitas Tarumanagara (UNTAR) melakukannya dengan menjadikan budaya nusantara sebagai tema setiap prosesi wisuda. Hal itu dilakukan sejak tahun 2008 hingga saat ini. Dalam setahun ini Untar megangkat tema Daerah istimewa Yogyakarta, di Jakarata Convention Center, Minggu (07/05/2017).
Dalam Wisuda ke 69 ini Untar menghadirkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang menyampaikan dalam pidatonya lulusan Perguruan Tinggi di tahun belakangan ini adalah merupakan aset bangsa yang sangat berharga bagi bangsa karena bertepatan dengan bangsa Indonesia secara demografis mulai memasuki periode Bonus Demografis atau Demografi deviden.
“Dimana penduduk usia produktif 15-64 tahun, menangung 1 orang yang tidak produktif yang usiannya belum mencapai 15 tahun atau lebih dari 64 tahun angka rasio ketergantungan atau dependensi ratio pada posisi puncak bonus demografi adalah 50% artinya setiap 100 penduduk usia produktif menangung 50 penduduk usia yang tidak produktif,” ujarnya.
Sementara Rektor Universitas Tarumanagara Agustinus Purna Irawan dalam sambutannya menyampaikan Universitas tarumanagara adalah salah satu Universitas terbaik di Indonesia yang melaksanakan proses pembelajaran yang membebankan nilai nilai Intergiras, Profesionalisme dan Interprenersif karena ketiga nilai tersebut sangat di perlukan dalam memasuki dunia profesi.
” Universitas Tarumanagara yang melaksanakan proses pembaelajaran yang membebankan nilai nilai intergritas, profesionalisme dan Interprenersif, ketiga nilai tersebut sangat di perlukan dalam memasuki dunia profesi yang penuh dengan tantangan sekaligus peluang dalam meraih kesuksesan maka kita pegang tegu nilai nilai itu dalam melakukan profesi dan penugasan sesuai dengan pilihan hidup masih masing,” tuturnya.
Agustinus berpesan hindari korupsi kolusi dan nepotisme dan juga hindari narkoba serta harus profesional dalam menjalani profesi dan jauhkan diri dari hal hal yang akan membawa anda pada situasi yang tidak mengenakkan itu.
Agustinus juga mengatakan tak hanya berhenti di kelulusan ini melainkan harus terus meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam berbagai kehidupan sengingga tidak tertingal dengan kemajuan teknologi dan peradaban dibidang yang di tekuni. Belajar sepanjang hayat adalah kebutuhan mutlak yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga dapat memperoleh berbagai hal yang diperlukan untuk tetap maju dan terus berkembang menuruti tuntutan perubahan dari lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat, “berhenti belajar berharti mati,” tutupnya dalam paparanya. (Red)