Tangani Difabel Intelektual, Pemerintah Cari Solusi Komprehensif

Oleh : Kyandra
Photo Credit: Pelajar SLB C-C1 Yakut Purwokerto, Banyumas, Jateng, Kamis (02/12), merayakan hari disabilitas internasional yang jatuh pada 3 Desember. ANTARA

Telegraf – Pemerintah akan mencari upaya agar dapat lebih komprehensif mengembangkan anak-anak bertalenta khusus, atau difabilitas intelektual. Mereka adalah bagian dari kelompok rentan yang memiliki hak yang sama dengan warganegara lain dalam kehidupan bernegara.
Untuk dapat segera mewujudkannya, dalam waktu dekat Kantor Menko PMK segera mengundang kementerian dan lembaga terkait.

Raker ini akan membahas berbagai hal keberadaan kelompok difabel intelektual di Indonesia.
Demikian hasil pembicaraan Didik Suhardi, Deputi Menko PMK Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga dengan Warsito Ellwein Ketua Umum Special Olympics Indonesia (Soina), melalui keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Jumat, (03/12/2021).

Dalam pertemuan itu, Warsito memaparkan kondisi anak-anak bertalenta khusus serta rencana penyelenggaraan Pekan Special Olympics National (Pesonas) yang akan berlangsung di Semarang, Juli 2022 mendatang. Dalam jangka panjang Soina ingin bermitra dengan pemerintah Republik Indonesia dalam mengembangkan program bagi difabel intelektual.

“Ada banyak hal yang harus dilakukan agar anak-anak bertalenta khusus itu bisa berkembang dan menghasilkan karya bagi bangsa ini,” kata Warsito.

Difabel intelektual adalah kelompok orang yang lemah dalam intelegensianya. Mereka mengalami kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga selalu membutuhkan pendampingan. Berbeda dengan ragam difabel lain, difabel intelektual punya kendala besar dalam berkomunikasi dengan pihak lain. Dalam kehidupan sehari-hari mereka cenderung kurang berinteraksi.

“Saya menyaksikan perubahan sikap masyarakat dan keluarga di Jerman yang telah membuat anak difabel intelektual bisa menjadi lebih mandiri. Kita pun bisa berbuat seperti itu, dan dengan perubahan itu, anak difabel bisa berkembang sehingga tidak menjadi beban bagi lingkungannya,” imbuhnya.

Menurut perkiraan Special Olympics Internasional setiap negara rata-rata memiliki 1,2%, sementara pihak Kementerian Kesehatan Indonesia memperkirakan sekitar 1,04% penduduk tergolong difabel intelektual. Dengan demikian jumlah difabel intelektual setidaknya ada 2,5 juta jiwa.

Saat ini ada sekitar 100.000 anak aktif dalam kegiatan-kegiatan Special Olympics Indonesia baik olah raga maupun lainya. Mereka tersebar di seluruh Indonesia. Bulan Juli 2022 mendatang sebuah festival akan berlangsung di Semarang, bertitel Pekan Special Olympics Nasional. Hasilnya akan menentukan pembentukan delegasi Indonesia yang akan berangkat ke World Summer Games di Berlin, Jerman 2023.

Photo Credit: Pelajar SLB C-C1 Yakut Purwokerto, Banyumas, Jateng, Kamis (02/12), merayakan hari disabilitas internasional yang jatuh pada 3 Desember. ANTARA

 

Lainnya Dari Telegraf