Telegraf – Fakta miris itu diungkapkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat berbicara di acara Technopreneur Fesh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Jumat (19/11/2021).
Di hadapan para peserta acara, Lutfi mengatakan supaya jangan senang dulu Indonesia punya banyak unicorn, dikarenakan yang mempunyai saham dominan bukanlah investor Indonesia.
Berbagai unicorn Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, OVO, Ajaib, Bukalapak, Traveloka, dan lain-lain ternyata telah dikuasai oleh Singapura.
“Tapi jangan senang dulu, siapa yang menguasai dari pada unicorn-unicorn ini? Bukan Indonesia, yang kuasai sebetulnya Singapura,” katanya.
Menururtnya, Indonesia boleh saja bangga karena penemu dan pengembang Tokopedia, Gojek, dan lain-lain adalah orang Indonesia, tapi soal kepemilikannya ada di tangan 5,6 juta masyarakat Singapura yang sudah menguasai ekonomi digital di Asia Tenggara.
“Kita boleh bangga ada Gojek, ada Tokopedia, tapi yang terbesar-besar (investor) mereka itu datangnya dari Singapura, rakyat 5 juta tapi menguasai ekonomi digital di Asia Tenggara,” jelasnya.
Lebih lanjut Lutfi menyampaikan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia akan sangat besar, jika hari ini baru sekitar US$44 miliar, maka pada 2030 berpotensi tumbuh sekitar 8 kali lipat menjadi US$323 miliar.
“Artinya ini kita akan 6 kali lebih besar dari Malaysia, 7 kali dari Filipina, 9 kali dari Singapura, Thailand hitungan tidak jelas, dan 4 kali dari Vietnam,” pungkasnya.
Photo Credit: Seorang wanita membonceng sepeda motor, bagian dari layanan ride-hailing Go-Jek, di jalan yang sibuk di Jakarta Pusat, Indonesia 18 Desember 2015. Presiden Indonesia secara terbuka menegur salah satu menteri kabinetnya pada hari Jumat karena tindakan keras terhadap layanan ride-hailing seperti Uber dan Go-Jek, yang memicu kemarahan di media sosial di negara di mana pilihan transportasi umum terbatas. REUTERS/Garry Lotulung