Kementan Dorong Modernisasi Pertanian Kaum Milenial

Oleh : Indra Christianto
Photo Credit: Milenial asal Desa Cikembar Kabupaten Sukabumi, Brainy Brilliant menjadi salah satu peserta program Petani Milenial Juara dengan usaha membudidayakan burung puyuh. FILE/HUMAS JABAR 

Telegraf – Jelang Kongres IV, PA GMNI adakan webinar yang menghadirkan antara lain sejumlah pembicara, seperti Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Direktur Pengembangan Usaha LPDB Kemenkop UKM, Djarot Wahyu Wibowo, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB Dwi Andreas Santoso, Co Founder MSMB dari UGM Bayu Dwi Apri Nugroho serta Pemerhati Pangan dan Lingkungan Hidup Andre Notohamijoyo pada, Jumat (19/11/2021).

Webinar yang dibuka oleh Ketua Umum PA GMNI Ahmad Basarah itu antara lain membahas soal kedaulatan pangan di Indonesia, yang dinilai masih jauh dari harapan, dikarenakan masih banyaknyaa impor bahan pangan yang kini masih terus meningkat dari tahun ke tahun.

Seabagai salah satu upaya untuk menyikapi hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong lahirnya petani-petani muda yang didukung oleh penerapan teknologi pertanian yang siap untuk menopang pertumbuhan sektor agrikultur modern.

“Dari 33 juta orang petani Indonesia, 70 persen diantaranya sudah tua berusia di atas 55 tahun. Sedangkan petani muda kurang dari 30 persen,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

Ia menjelaskan saat ini Kementan fokus membangun petani muda yang dibarengi dengan pengembangan teknologi pertanian digital. Bahkan menurutnya, putra putri bangsa Indonesia sudah mampu menciptakan automatic tractor, berupa traktor roda empat tanpa awak atau swa kendali yang dikendalikan dengan internet optik dari rumah.

“Menjadi petani bagi generasi muda sudah tidak seberat bayangan masa lalu. Saat ini mengolah tanah tak harus panas-panasan dan berlumpur-lumpur, tapi sudah bisa diset dari rumah secara otomatis,” ungkapnya.

Petani milenial Indonesia juga sudah bisa membuat green house maupun smart green house. Dengan model ini petani milenial sudah bisa mengeset parameter iklim, curah hujan, suhu, tekanan udara dan semua bisa diatur dengan pengendalian internet optik, sehingga smart green house ini sangat modern dikelola milenial secara produktif.

“Bahkan kadar rasa buah manis, asam, maupun ukuran buah dan biji tanaman bisa diatur dengan teknologi. Kemudian ada drone untuk pemupukan, drone pestisida nabati, semua bisa memakai robot yang dikuasai petani modern milenial kita,” imbuhnya.

Dengan beragam perkembangan itu, Dedi meyakini saat ini petani milenial yang usianya di bawah 40 tahun akan terus bermunculan, Kementan juga memiliki 10 UPT dan pendidikan vokasi yang nanti akan membantu mendidik anak-anak muda menjadi petani modern.

Photo Credit: Milenial asal Desa Cikembar Kabupaten Sukabumi, Brainy Brilliant menjadi salah satu peserta program Petani Milenial Juara dengan usaha membudidayakan burung puyuh. FILE/HUMAS JABAR 

Lainnya Dari Telegraf