TELEGRAF — Di tengah dinamika perekonomian global yang dipenuhi ketidakpastian geopolitik, volatilitas pasar, dan penyesuaian kebijakan moneter global, (24/4/25).
Perkumpulan Praktisi Jasa Keuangan Indonesia (PPJKI) bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menyelenggarakan Seminar Investasi dan Keuangan Nasional 2025.
Acara ini diadakan di Ballroom The Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, dengan mengusung tema sentral: “Peran & Strategi Sovereign Wealth Fund (SWF) di Indonesia terhadap Gonjang-Ganjing dalam Ekonomi dan Investasi Global”.
Diselenggarakan secara hybrid, seminar ini menjadi wadah pertukaran gagasan antara para profesional, regulator, dan akademisi, dalam upaya memperkuat ekosistem investasi nasional yang inklusif dan berdaya saing tinggi.
Acara dimulai dengan ramah tamah para undangan, dilanjutkan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC) serta lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Umum PPJKI, Drs. Budi Ruseno, MM., CRP, CSA., yang diwakilkan oleh Sekretaris Jenderal PPJKI Haryajid Ramelan, MM yang menegaskan komitmen organisasi dalam membina profesionalisme dan integritas di sektor jasa keuangan Indonesia.
Sambutan selanjutnya diberikan oleh Ketua Dewan Pembina PPJKI, Dr. Tito Sulistio, yang juga sebagai Badan Supervisi OJK, menyoroti pentingnya sinergi antara institusi negara dan praktisi pasar modal dalam menjawab tantangan investasi ke depan.
Keynote speech utama disampaikan oleh Heru Muara Sidik selaku Anggota Dewan Pengawas BPKH.
Ia menekankan bahwa pengelolaan dana publik, khususnya dana haji, membutuhkan pendekatan yang tidak hanya transparan dan akuntabel, tetapi juga inovatif dan strategis untuk memastikan keberlanjutan dan nilai tambah ekonomi.
Diskusi panel dipandu oleh Dr. Yudi Priambodo Purnomo Sidi, praktisi dan akademisi berpengalaman di bidang keuangan.
Narasumber utama membagikan perspektif dan analisis mereka:
- Dr. Indra Gunawan, Anggota Badan Pelaksana BPKH sekaligus Ketua Bidang I PPJKI, mengangkat topik “Apakah BPKH Bisa Menjadi Danantara Versi SWF Syariah?”. Ia mengelaborasi potensi transformasi BPKH dalam mengadopsi model SWF berbasis prinsip-prinsip syariah, guna memperkuat peran strategis dana umat dalam pembangunan ekonomi nasional.
- Prof. Ir. Roy H.M. Sembel, Guru Besar Keuangan dan Investasi, membahas tentang pentingnya pemberdayaan investor ritel dan institusional lokal. Menurutnya, revitalisasi peran investor domestik akan menjadi kunci dalam menciptakan pasar modal yang sehat, kompetitif, dan tahan terhadap gejolak eksternal.
Diskusi yang berlangsung selama hampir dua jam ini diikuti dengan sesi tanya jawab yang interaktif, mempertemukan perspektif peserta dengan para narasumber.
Acara kemudian ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada moderator dan narasumber serta penyampaian apresiasi dari panitia.
Ketua Panitia, Ari Supangat, S.E., M.M., CRA, CSA, CIB, CTA, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari sinergi antar-lembaga untuk memperkuat literasi dan strategi pengelolaan keuangan nasional yang lebih adaptif terhadap perubahan global.
Dengan berakhirnya acara ini, PPJKI dan BPKH berharap dapat terus memperluas ruang kolaborasi dan edukasi bagi para pelaku industri jasa keuangan di Indonesia dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan menuntut profesionalisme tinggi.