Sang Peracik Nira Aren, Penerus Generasi Maiwa

Usaha ini sudah dilakukan secara turun temurun. Tidak tau pasti sejak kapan ini dimulai, yang jelas kakek dan buyutnya adalah pengolah nira handal di desa itu.

Oleh : dikmaliq

ENREKANG, TELEGRAF.CO.ID — Gani (32) adalah seorang penyadap nira aren yang telah belasan tahun mengolahnya menjadi gula. Setiap hari sebanyak dua kali ia pergi mengambil nira ke ladang. Dengan motor bututnya yang telah di modifikasi, ia membawa paling tidak dua longsong bambu untuk menempati nira aren. “Sehari saja tidak disadap, maka akan kering dan habis airnya” ujar Gani, lelaki dengan dua anak itu.

Saat pemanasan harus dipantau kekentalannya

Proses mengolah nira menjadi gula juga tidak mudah, harus juga memperhatikan waktu. Mulai dari menuang, memanaskan, memeriksa kekentalan, hingga mencetaknya.
Usaha ini sudah dilakukan secara turun temurun. Tidak tau pasti sejak kapan ini dimulai, yang jelas kakek dan buyutnya adalah pengolah nira handal di desa itu.

Nira aren usai dipanaskan

Wilayah Desa Batu Mila, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan memang terkenal dengan produksi gula arennya.
Ada beberapa dukungan dari pemerintahan desa setempat untuk mempertahankan dan melestarikan mata pencaharian warga. Salahsatunya dengan membuatkan dapur gula. Meski sederhana, ini cukup banyak membantu dalam memproduksi gula setiap harinya.

Kemiri dalam batok kelapa, sebagai salahsatu bahan ramuan

Gani dan istri mampu menghasilkan lima hingga enam ikat gula aren per harinya. Per ikat isinya 6kg dengan harga 65ribu rupiah perkilonya. Terkadang ada pengepul yang mengambil sendiri kerumah,  namun tak jarang juga istri Gani mengantarnya ke pasar terdekat.

Kehidupan dan profesi Gani ini, tak luput jadi sasaran pemuda milenial desa setempat yang sedang mengikuti praktek lapangan ‘mini produksi’ video dengan menggunakan smartphones.

Praktek produksi “video pembelajaran’ dilapangan

Kegiatan ini dalam rangka rangkaian acara ‘Pelatihan Peningkatan Kapasitas Produksi Video Pembelajaran Tingkat Dasar’ yang merupakan program P3PD antara Kemendes PDTT dan Worldbank dan sudah berjalan selama empat tahun, dan akan berakhir tahun 2024 ini.

(teks dan foto : Abdul Malik MSN)

Lainnya Dari Telegraf