Telegraf – Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan perkembangan sektor energy nasional sepanjang tahun 2020 hingga saat ini berada dalam tren positif dan terus meningkat.
“Tahun 2023 saat ini kita mencapai investasi sekitar USD15,56 miliar, yang hilir USD1,9 miliar. Ini gambarannya antara kedua hulu dan hilir, jadi dimana untuk di hulu itu paling besar produksinya. Kemudian untuk di hilir, di pengolahan yang paling besar (Kontribusinya),” ungkap Tutuka dalam diskusi bertajuk”Menelisik Prospek Energy 2024, Gurih atau Hambar?” yang diselenggarakan Forum Wartawan Energi dan Sumber Daya Mineral (FWESDM), yang diselenggarakan secara Hybrid, di Club Square Plaza UOB, Jakarta Pusat, Rabu (25/20).
Tutuka juga mengungkapkan walaupun terdapat hambatan di sektor hilir, namun pemerintah terus berupaya untuk menanganinya, dan ia optimis bahwa kedepan bisnis energy masih akan terus meningkat seiring dengan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah.
Pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan pembangunan Infrastruktur gas bumi strategis guna mendorong interkonektivitas jaringan gas bumi. Hal lainnya, lanjut Tutuka, pemerintah terus mendorong pembangunan pipa transmisi gas (Cirebon. Semarang).
Dikesempatan yang sama melalui daring Ketua Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara, Anggawira mengatakan bahwa di tengah dorongan untuk transisi energi yang begitu kuat, peluang bagi energi konvensional yang berupa energi fosil masih terbuka lebar. Peluang energy fosil tetap harus dioptimalkan, sebelum renewable energy benar-benar bisa dioptimalkan di Indonesia.
“Tentunya kita harus mengoptimalkan berbagai potensi energy yang ada. Dan tadi di highlite oleh Pak Dirjen (Tutuka Ariadji) sebenarnya dan itu juga sejalan dengan yang kita pikirkan, bahwa walaupun sudah banyak dorongan-dorongan untuk kita memanfaatkan energi bersih, tapi disisi lain kita punya banyak sekali sumber daya, energi berbasis konvensional yang harus dioptimalkan, sebelum memang no or never, dalam konteks RND kita juga harus mengoptimalkan,” tuturnya.
Untuk mengoptimalkan hal tersebut lanjut Anggawira, perlurangsangan dari pemerintah seperti pemberian insentif untuk investasi.