Perdana Kemenristekdikti Kerjasama Program Riset Dengan Belanda

Oleh : Atti K.

Telegraf, Jakarta – Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Netherlands
Organisation for Scientific Research (NWO) bekerasama dalam program riset Indonesia Belanda dalam seminar umum dan Workshop dengan mengangkat tema “Working Towards Resilient Societies.”

Kerjasama ini diharapkan semakin aktifnya kegiatan riset Indonesia Belanda yang dapat berdampak pada semakin baiknya kualitas pendidikan serta meningkatkan dampak proyek penelitian serta memberikan solusi kepada para pihak yang terlibat dalam proses penyusunan kebijakan di kedua negara bilateral tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijl dalam pembukaan seminar dan workshop di Jakarta.

“Harapan ke depan agar aktifnya kegiatan riset yang dapat berdampak pada semakin baiknya kualitas pendidikan,” ungkap Peter.

Peter menjelaskan pada akhir tahun lalu 2018 Netherlands Organisation for Scientific Research (NWO) dan Kemenristekdikti memutuskan untuk mendanai enam proyek riset dalam Program Kerjasama Indonesia dan Belanda.

Lanjut Peter Fokus dari proyek transdisipliner ini tertuju pada ketahanan pangan, pengelolaan air, dan supremasi hukum dalam kerangka masyarakat.

Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat  Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ocky Karna Radjasa juga mengatakan bahwa kementerian ristekdikti terus mendorong penguatan riset dan pengembangan teknologi dengan salah satunya adalah kerjasama internasional yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas output penelitian dan penguatan kapasitas sumber daya manusia.

Untuk impaknya ke depan Ocky menyatakan Joint research  diharapkan lebih baik dari sisi penyelenggaraannya maupun target impact- nya.

Sementara itu Dr. Cora Govers perwakilan dari NWO mengemukakan bahwa dampak riset di masyarakat tidak dapat terjadi secara otomatis, peneliti harus melibatkan para pihak terkait sejak awal.

Seminar yang di laksanakan 2 hari ini menitikberatkan kepada kegiatan
brainstorming yang diharapkan terciptanya diskusi dan kolaborasi dari para
peserta.

Di hari kedua, proyek-proyek riset yang telah didiskusikan akan ditempatkan ke dalam konteks yang lebih luas yaitu kerjasama internasional antara Indonesia dan Belanda yang berfokus pada kestabilan rantai makanan, air sebagai ancaman dan kebutuhan hidup, dan pengembangan tata kelola yang inklusif. (Red)


Credit Photo : Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijl dalam seminar “Working Towards Resilient Societies.”/istimewa


Lainnya Dari Telegraf