Jakarta, Telegraf – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso hari ini akan meresmikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Desa Cegah Narkoba (DCN). Peresmian digelar di Soeltan Coffee, jalan Ampera Raya 59, Jakarta Selatan dihadiri aktivis dan 200-an delegasi anak muda/mahasiswa se-Indonesia dan Asean.
“LSM Desa Cegah Narkoba akan bersinergi dengan BNN seluruh Indonesia, khususnya dalam program ke desa-desa mencegah bahaya narkoba,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso yang didampingi Ali Johardi, Deputi Cegah BNN. Hadir juga Chelsea Islan seniman muda dan Putri Indonesia ( Miss Indonesia).
Untuk menangani peredaran narkoba, kata Budi Waseso, pihaknya melakukan kerjasama dengan seluruh elemen bangsa dalam memerangi barang haram tersebut. Budi Waseso mengomentari program DCN sangat baik. Yang mana, programnya adalah membuat hotline sampai ke desa-desa dan sektor keluarga di daerah perbatasan dengan negara tetangga.
“Jaringan Desa Cegah Narkoba, bagian dari peran aktif masyarakat dalam kegiatan pencegahan narkoba. Pasti saya dukung,” tutur Budi Waseso terhadap ide relawan stop narkoba di desa-desa seluruh Indonesia, yang bernama DCN.
Ia mengingatkan kembali, bahaya peredaran narkoba tak hanya dirasakan di kalangan orang dewasa saja. Pengedar narkoba punya banyak cara untuk menerobos benteng kehidupan orang baik-baik juga dengan pelbagai cara menerobos masuk ke desa hingga pejabat daerah.
“Kita harus waspada, para pengedar berusaha mencekoki orang desa dengan gaya hidup kota yang enggak benar,” ujar Budi Waseso. Bukan saja pengedar narkoba, berusaha mencekoki generasi di tingkat SD dan TK tapi berusaha menyusup narkoba ke desa sebagai gaya hidup.
Menurutnya, semakin canggihnya teknologi dan makin beragamnya modus yang digunakan, membuat banyak generasi muda menjadi korban dari bahaya narkoba.
“Tindak pidana narkotika bersifat transnasional yang dilakukan dengan menggunakan modus operandi yang tinggi dan teknologi yang canggih dan didukung jaringan komunikasi yang luas,” kata Budi Waseso.
Menurutnya, jika BNN dan pemerintah membiarkan jaringan narkoba berkembang tentu membahayakan masa depan bangsa.
Program Desa Cegah Narkoba juga membuat program “Koran Dinding” yang akan ditempel di Pos Siskamling yang modern sebagai sebuah sarana interaksi antar warga desa. “Ide original pas untuk masyarakat desa,” ujarnya, termasuk mengomentari satgas DCN yang memberikan pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip dan langkah dasar agar Desa tidak menjadi sasaran para bandar narkoba.
Pasalnya, harus diakui, pelaku Kejahatan Terorganizir (organized crime) juga “merembes” ke desa. Mengedukasi masyarakat desa jangan sampai terpengaruh efek buruk globalisasi, itu sangat baik.
LSM Desa Cegah Narkoba (DCN) mengantisipasi serta menghadang agar gaya hidup kosmopolitan orang kota tidak menular ke desa. Upaya pengawasan narkoba agar tak masuk desa, untuk penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba bisa dihambat perlu sinergitas semua pihak.
Sehingga secara tidak langsung mempersempit ruang gerak peredaran dan penyalahgunaan narkoba serta memperperbesar pemahaman masyarakat terhadap bahaya narkoba.
Membentuk siskamling cegah narkoba dan memperbaiki pos kamling yang sekarang terbengkalai, akan dilengkapi teknologi Wifi untuk bersama-sama mengawasi dan menjaga lingkungannya dari bahaya narkoba yang dapat merusak lingkungan sosial masyarakat.
Ternyata mereka bukan aktivis baru. Merupakan organisasi nirlaba, “tim Ampera” yang berdiri sejak 1999 dan di era Kepala BNN pertama saat dipimpin Ahwil Lutan hingga kepala BNN berikutnya. Kemudian mendapat award “Sahabat BNN”.
Harapannya, Jaringan Desa Cegah Narkoba bersinergi dengan BNN dan institusi lain. Mendorong BNN di periode 2017 ini juga konsen untuk melakukan program Desa Cegah Narkoba, serta instansi lain seperti Kemendagri dan yang lain.
Jaringan Desa Cegah Narkoba alias DCN membentuk satgas-satgas di daerah dan siap bekerjasama dengan BNN Pusat yang juga memiliki akses hingga ke desa-desa. Menteri Tjahjo Kumolo selaku Menteri Dalam Negeri sudah komitmen mensurport demikian juga Kementrian Desa.Informasi lebih lanjut: Klik: www.cegah.id. (Drt)