Telegraf, Jakarta – Memaes (merias) ala Jawa, bukan saja memaes tetapi banyak ritual dan tidak sembarangan, pun yang menuruni kemampuan memaes tersebut.
Untuk memerankan tukang paes Atiqa Hasiholan harus mendatangi tukang paes di sekitaran Manggarai berkali kali, “kita ada workshop di daerah manggarai kita datang sekitar 5 sampai 6 kali pertemuan,” tuturnya usai konfrensi pers Mantan Manten di Jaiarta.
Lanjut Atiqa tidak hanya belajar cara memaes tetapi belajar juga budaya jawa, serta filosofi dari tiap tahap yang di lakukan dalam memaes.
“Dalam workshop kita mempelajarin budaya jawa juga , jadi paling tidak sebisa mungkin mengenal budaya jawa , filosofinya dari tiap apa yang di lakukan terutama dalam hal maes ini,” tutur Atiqa Senin (1/4).
Atiqa menjelaskan memaes itu tidak sembarangan, ada garis lengkung, yang syarat dengan doa serta filosofi dan lainnya.
Atiqa menambahkan didalam film yang di perankan ini kita bisa belajar bahwa jika ada masalah yang menimpa pada diri kita harus lebih mengenal diri sendiri, tidak seperti sekarang yang serba digital.
Atiqa mencontohkan di jaman moderen ini dalam menyelesaikan masalah justru malah lihat sosial media dan membandingkan dirinya dengan orang lain dan justru masalahnya tidak akan selesai melainkan malah menjadi stress. (Red)
Cresit Photo : Atiqa Hasiholan usai konfrensi pers Mantan Manten di Jakarta/telegraf