AS Ancam Iran Dengan Sanksi Berat Terkait Nuklir dan Konflik Suriah

Oleh : KBI Media

Telegraf, Washington  – Amerika Serikat menuntut Iran untuk melakukan sejumlah perubahan dengan melayangkan 12 tuntutan mulai dari menghentikan program nuklirnya sampai menarik pasukan dari konflik di Suriah, atau menghadapi ancaman sanksi ekonomi yang berat. Tindakan terbaru Pemerintahan Donald Trump terhadap Iran ini diambil beberapa pekan setelah Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir yang ditandatangani Iran dengan enam kekuatan dunia pada 2015.

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, Washington mengancam akan menerapkan sanksi terberat dalam sejarah dan bersumpah untuk menghancurkan operasi Iran di luar negeri jika tuntutannya tidak dipatuhi. Perubahan yang dituntut Amerika Serikat diperkirakan akan membalikkan meluasnya aktivitas militer dan politik Iran di Timur Tengah sampai Laut Tengah yang terjadi beberapa tahun belakangan.

“Himbauan sanksi hanya akan bertambah menyakitkan jika rezim Iran tidak mengubah arah dari jalan yang tidak dapat diterima dan tidak produktif yang telah dipilihnya untuk dirinya sendiri dan rakyat Iran,” kata Pompeo seperti dilansir dari Reuters, Selasa (22/05/18).

“Ini akan menjadi sanksi terberat dalam sejarah pada saat kita selesai,” imbuhnya.

Pompeo mengatakan, sanksi akan dicabut jika Washington melihat perubahan nyata dalam kebijakan Iran.

Namun, ancaman yang dilontarkan Pompeo itu tidak mendapat dukungan dari negara-negara Uni Eropa yang menyatakan akan tetap berkomitmen pada implementasi perjanjian program nuklir 2015 atau yang dikenal dengan nama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Berdasarkan JCPOA, negara-negara Barat mencabut sanksi atas Iran sebagai ganti pemusnahan persediaan uranium yang telah diperkaya milik Teheran. Namun, pada 2018, Trump menarik Amerika Serikat dari JCPOA yang dia sebut sebagai “kesepakatan terburuk” dan menuntut Iran untuk memasukkan penghentian pengembangan rudal balistik mereka sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Presiden Iran, Hassan Rouhani menolak mentah-mentah ancaman dari Amerika Serikat dan secara tegas menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak berhak mengatur kebijakan yang diambil oleh Iran.

“Siapa Anda yang memutuskan untuk Iran dan dunia?” kata Rouhani dalam pernyataannya.

“Dunia saat ini tidak menerima Amerika Serikat mengambil keputusan untuk dunia, karena negara-negara telah merdeka, era itu sudah berakhir. Kami akan melanjutkan jalan kami dengan dukungan bangsa kami.”

Pejabat senior Iran mengatakan bahwa tuntutan yang disampaikan Pompeo memperlihatkan bahwa Amerika Serikat berusaha melakukan penggantian rezim di Iran. Ungkapan itu sering diidentikkan dengan invasi Amerika Serikat ke Irak untuk menggulingkan Presiden Saddam Hussein pada 2003.

Pompeo memberikan 12 tuntutan untuk Iran guna menghindari sanksi dalam pidatonya. Daftar tuntutan di antaranya mendesak Teheran secara permanen menutup semua program nuklirnya, menghentikan kebijakan regionalnya, menghentikan pengembangan rudal, “membebaskan semua warga Amerika Serikat yang ditahan,” mundur dari Suriah, dan berhenti mendukung kelompok-kelompok yang dianggap Washington sebagai “teroris”, yaitu Hizbullah. (Red)


Photo Credit : Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengancam akan menerapkan sanksi berat dalam sejarah dan bersumpah untuk menghancurkan operasi Iran di luar negeri jika tuntutannya tidak dipatuhi. | REUTERS/Leah Millis

 

Lainnya Dari Telegraf