Telegraf – Akibat Covid 19 melanda dunia pertumbuhan kinerja perusahaan asuransi terhambat. Tak hanya pertumbuhan perusahaan asuransi, pertumbuhan perekonomian mayoritas terhambat.
Setelah pemerintah mengumumkan pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), menyusul dengan pencabutan wajib maske, perekonomian mulai menggiat, pun Perusahaan Asuransi, perlahan laham mulai terjaga kembali.
Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Rudi Kamdani mengatakan jumlah tertanggung asuransi jiwa per kuartal satu 2023 tumbuh 16,6 persen secara year on year, yaitu dari 75 juta menjadi 87 juta jiwa.
“Hal ini tentunya menjadi signal kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi jiwa yang sehat,” ungkapnya dalam agenda Insurance Market Leaders Award 2023, di Jakarta, Kamis (27/7).
Di kesempatan yang sama Pimpinan Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) Mucharor Djalil memaparkan asuransi per tahun 2022 tercatat ada 72 perusahaan asuransi umum, 60 perusahaan asuransi jiwa, 14 perusahaan reasuransi, 154 perusahaan pialang asuransi, 41 perusahaan pialang reasuransi.
Ia menjelaskan perubahan strategi dilakukan perusahan-perusahaan industri asuransi untuk menjaga kinerja. Jumlah tertanggung asuransi jiwa per kuartal satu 2023 tumbuh 16,6 persen secara year on year, yaitu dari 75 juta menjadi 87 juta jiwa.
“Hal ini tentunya menjadi signal kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi jiwa yang sehat.Sementara dari sisi asuransi umum, pendapatan premi industri asuransi umum tumbuh 16,4 persen atau
dari Rp 22,42 triliun pada kuartal satu 2022 menjadi Rp 26,10 triliun di kuartal satu 2023,” paparnya.
Ia menambahkan media Asuransi memberikan penghargaan Insurance Market Leaders Award 2023 kepada 63 perusahaan perasuransian terbesar di Indonesia.
Penghargaan diberikan berdasarkan pencapaian premi untuk perusahaan asuransi dan reasuransi serta brokerage fee untuk perusahaan pialang asuransi dan pialang reasuransi.
Tahun ini LRMA melakukan kajian terhadap 47 perusahaan dari 52 perusahaan asuransi jiwa berdasar pada laporan keuangan publikasi perusahaan per Desember 2022. Kajian dilakukan berdasar pendapatan premi. Hasilnya, diperoleh 15 perusahaan asuransi teratas yang berhasil menjadi market leader di tahun ini yang menguasai market share sebesar 11,83 persen dari sisi pendapatan premi industri asuransi jiwa di tahun 2022.
“ Insurance Market Leaders menjadi penting karena perusahaan-perusahaan ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap industri perasuransian nasional secara keseluruhan. Dan tentunya ikut menentukan masa depan industri perasuransian Indonesia,” kata Mucharor.
15 perusahaan asuransi umum yang menjadi market leaders dari 71 perusahaan asuransi umum, menguasai 65,83 persen berdasarkan kinerja Desember 2022.
Sementara itu, 3 perusahaan reasuransi yang menjadi market leaders dari 8 perusahaan reasuransi, menguasai 81,01 persen berdasarkan kinerja per Desember 2022.
Adapun 15 perusahaan pialang asuransi (insurance brokers) yang menjadi market leaders dari 160 perusahaan pialang asuransi, menguasai pasar 62,98 persen, berdasarkan data OJK per Desember 2021.
15 perusahaan pialang reasuransi (reinsurance brokers) yang menjadi market leaders dari 42 perusahaan pialang reasuransi, menguasai 76,97 persen, berdasarkan data dari OJK per Desember 2021.
Dipaparkan, ada kenaikan tipis dari penguasaan pasar asuransi jiwa dari sisi pendapatan premi tahun 2021 sebesar 11,44 persen. Adapun Total pendapatan premi industri asuransi jiwa tahun 2021 tercatat sebesar Rp 182,41 triliun namun terjadi penurunan di tahun 2022 menjadi Rp 167,21 triliun.
Untuk asuransi umum, tambahnya, LRMA melakukan kajian terhadap laporan keuangan 67 perusahaan asuransi umum yang telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember 2022. Dasar kajian market leaders ini pada perolehan premi bruto perusahaan per Desember 2022. Ada penambahan 3 perusahaan yang diolah kinerjanya oleh LRMA.