Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca OJK Sebut Krisis Moneter 1998 Tidak Akan Terulang
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Ekonomika

OJK Sebut Krisis Moneter 1998 Tidak Akan Terulang

Didik Fitrianto Jumat, 28 Agustus 2020 | 19:04 WIB Waktu Baca 4 Menit
Bagikan
Photo Credit: Ketua OJK Wimboh Santoso di Kantor Pusat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta. FILE/Dok/Angga Yuniar
Photo Credit: Ketua OJK Wimboh Santoso di Kantor Pusat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta. FILE/Dok/Angga Yuniar
Bagikan

Telegraf – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kondisi industri sektor keuangan Indonesia saat ini jauh lebih baik dibandingkan krisis moneter 1997/1998 lalu, meskipun di tengah pandemi Covid-19. Jika ada yang mengajak untuk melakukan penarikan dana di perbankan, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan hal itu hoax. Bahkan, OJK tidak akan segan-segan melaporkan pembuat hoax ini kepada pihak Bareskrim Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk diusut.

Wimboh mengakui, pada krisis 1997/1998 langkah pemerintah kurang tepat atau terlambat sehingga meluluhlantakkan perekonomian Indonesia, termasuk di dalamnya sektor keuangan. Namun, hoax yang saat ini banyak beredar di media sosial bertentangan dengan fakta yang ada.

Hal itu karena sebelum terjadi pembatasan sosial skala besar (PSBB), pihaknya sudah melakukan langkah preventif, dimulai dari penanganan pasar modal lewat sejumlah kebijakan seperti trading halt hingga buyback saham agar pelaku pasar optimistis terhadap bursa saham yang merupakan indikator dari perekonomian Indonesia.

OJK juga mengeluarkan kebijakan restrukturisasi kredit lewat POJK 11 agar nasabah tidak mengalami kebangkrutan. Berbeda halnya ketika krisis 1997-1998, perbankan menarik suku bunga tinggi sehingga membuat nasabah yang kesulitan, kondisinya semakin memburuk.

“Tahun 1997/1998 telat kita, tunggu dulu nasabahnya bangkrut, bahkan dulu ada kebijakan kenapa suku bunga ditarik jadi tinggi. Yang tadinya nasabahnya sakitnya flu menjadi betul-betul kolaps dan jadi default. Nasabahnya default yah banknya default,” kata Wimboh dalam konferensi pers Perkembangan Kebijakan dan Kondisi Terkini Sektor Jasa Keuangan, Kamis (27/08/20).

Bahkan, saat ini rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) juga dinilai masih di batas wajar yakni sebesar 3,22% pada Juli 2020 atau di bawah batas threshold yang sebesar 5%. NPL netto pun membaik dari 1,13% jadi 1,12%. Jadi, masyarakat diminta jangan terlalu panik di tengah pandemi ini.

Likuiditas bank, sambung Wimboh juga masih terjaga dengan baik yang terus meningkat di level 128%. Bahkan perbankan ini diistilahkannya likuiditasnya banjir jadi tidak ada kendala, dan likuiditas yang ada saat ini masih mampu dukung permintaan kredit. Suku bunga simpanan maupun kredit terus mengalami penurunan. Kondisi yang terjadi pada 1997-1988 pun berbeda dengan pandemi saat ini yang merupakan krisis kesehatan.

“Kalau tadi sampai ada sebarkan hoax karena pikiran terilhami (krisis) 1997-1998, totally salah. Saya barusan video call dengan IMF di Washington DC saya jelaskan arsitek desain penanganan Covid-19, dan mereka sangat apresiasi dan surprised ternyata kita bisa melakukan baik dan hasilnya sektor finansial terjaga. Kalau bank turun pastilah tapi tidak terlalu dalam 20%-50% ini tidak ada masalah, masih wajar,” ungkap dia.

Baca Juga :  Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini

Selain itu, data OJK mencatat, penyaluran kredit mulai meningkat seiring dengan adanya kelonggaran PSBB di mana per Juli 2020 naik menjadi 1,53% dibandingkan dengan Juni 2020 yakni 1,34%. Adapun, pada akhir tahun ini OJK memperkirakan kredit bisa tumbuh 4%. “Intermediasi industri jasa keuangan ada pergerakan di mana kelonggaran PSBB dorong kredit perbankan meningkat 1,53% di mana sebelumnya 1,34%. Ini trennya sudah meningkat Juli, Agustus juga meningkat, September berpotensi meningkat dan lebih baik di akhir tahun ini,” katanya.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) pada Juli meningkat 8,3%, padahal di Juni posisi DPK hanya tumbuh 7,95%. “Ada perbaikan dan DPK trennya konsisten cukup tinggi di mana Maret 2020 naik 9,54%, April 8,87%, Mei 8,87%, dan Juni 7,95%,” sebutnya.


Photo Credit: Ketua OJK Wimboh Santoso di Kantor Pusat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta. FILE/Dok/Angga Yuniar

 

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

BTN Resmi Spin-Off Unit Syariah, BSN Melonjak Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua di Indonesia
Waktu Baca 4 Menit
DKPP Berhentikan Anggota KPU Kota Gorontalo
Waktu Baca 4 Menit
Butuh Sikap Kritis Untuk Membaca Data Ekonomi Pemerintah
Waktu Baca 4 Menit
Identitas Wonosobo Hadir Dalam Pementasan Tari Wayang Bundeng Gepuk
Waktu Baca 3 Menit
Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan
Waktu Baca 5 Menit

Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi

Waktu Baca 2 Menit

Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini

Waktu Baca 2 Menit

Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal

Waktu Baca 6 Menit

Perhelatan Sepakbola Special Olympics Asia Tenggara Berakhir Malam Ini

Waktu Baca 3 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Ekonomika

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit
Photo Credit: Pengolahan Tambang Freeport. ANTARA
Ekonomika

Freeport Buka Sebagian Tambang di Grasberg Atas Izin ESDM

Waktu Baca 3 Menit
Ekonomika

ABB Insurance Brokers Dorong Literasi Asuransi Lewat Digitalisasi

Waktu Baca 2 Menit
Ekonomika

Pemerintah Optimistis Investasi dan Sektor Properti Jadi Penggerak Ekonomi 2026

Waktu Baca 4 Menit
Ekonomika

Permudah Kepemilikan Rumah Bagi Hakim, BTN Gandeng IKAHI Hadirkan Program “Graha Hakim”

Waktu Baca 4 Menit
Ekonomika

Bahas Utang Kereta Cepat Whoosh, RI Kirim Tim Negosiasi ke China

Waktu Baca 3 Menit
Ekonomika

Dalam 10 Tahun BNI Salurkan KUR Pekerja Migran Rp936 Miliar

Waktu Baca 2 Menit
Ekonomika

BPKN Desak AQUA Lakukan Pembenahan Tiga Tahap: Label, Kandungan, dan Distribusi

Waktu Baca 3 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?