Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengemukakan Pilkada Serentak tanggal 9 Desember 2020 sudah siap dilaksanakan. Berbagai persiapan mulai dari aturan, pelaksanaan tahapan hingga jadwal kampanye sudah disiapkan.
“Dapat dikatakan semuanya sudah siap. Jadwal, aturan, tender pengadaan barang hingga kampanye sudah disusun,” kata Arief dalam diskusi virtual bertema “Potensi Hilangnya Suara Rakyat Akibat Pagebluk” di Jakarta, Kamis (06/08/2020).
Ia menjelaskan ada tiga hal yang menjadi ukuran kesiapan penyelenggara Pilkada. Pertama, kesiapan aspek regulasi atau aturan. Semua aspek regulasi sebagai payung hukum sudah dipersiapkan, termasuk Peraturan KPU (PKPU). Tinggal rapat konsultasi dengan pemerintah dan DPR dalam waktu dekat untuk pengesahan berbagai PKPU yang tersisa.
“Tinggal konsultasi mengenai kampanye, dana kampanye, dan pencalonan. PKPU yang ada masih berlaku,” jelas Arief.
Kedua, terkait kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Dia tegaskan semua petugas Pilkada telah direkrut dan sudah mulai bekerja.
Ketiga, terkait kesiapan anggaran. Dia mengungkapkan sampai tanggal 30 Juli lalu, 212 daerah dari 270 daerah sudah transfer dana Pilkada dari APBD hingga 100 persen. Dia optimistik hingga akhir Agustus ini, semua daerah telah mencairkan dana Pilkada hingga 100 persen.
Pada kesempatan itu, Arief juga meminta masyarakat agar tak takut datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 9 Desember nanti. Pasalnya, semua petugas KPU dan petugas TPS akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Misalnya, penyediaan sarana cuci tangan, hand sanitizer, pengecekan suhu tubuh, pemberian sarung tangan hingga penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika semua pihak mematuhi. Jika ini tersosialisasikan dengan baik, maka tidak ada ras was-was dan ragu berpartisipasi pada pilkada,” jelasnya.
Dia memastikan Satgas Covid 19 juga datang memantau setiap pelaksanaan Pilkada. Kemudian menerapkan aturan jaga jarak minimal satu meter dan akan diatur rentang waktu pencoblosan bagi pemilih.
“Supaya pemilih tidak berkerumun, waktunya diatur, misalnya pukul 07.00-08.00 untuk pemilih dengan nomer 1-100, pukul 08.00-09.00 untuk nomer 200-300, dan seterusnya,” ujarnya.
Dia menambahkan target partisipasi pemilih pada Pilkada nanti adalah mencapai 77,5 persen. Target ini sama dengan target pemilu 2019 atau Pilkada 2018.
Manajer Program Perludem Fadli Ramadhanil yang juga sebagai narasumber dalam diskusi itu merasa pesimis akan partisipasi pemilih pada Pilkada nanti. Pasalnya, masyarakat sibuk berjibaku melawan wabah Covid-19.
Masyarakat akan fokus mempertahan hidup ditengah situasi sulit seperti sekarang. Di sisi lain, masyarakat juga enggan ke TPS karena kuatir akan tertular Covid-19.
Dia mengingatkan keenganan masyarakat datang ke TPS bisa dimanfaatkan oleh petualang politik. Mereka akan memanipulasi suara untuk meraih kemenangan.
“Pelaksanaan Pilkada ditengah pandemi seperti sekarang cukup sulit. Kita tidak yakin akan tingginya partisipasi masyarakat,” tuturnya.
Photo Credit: Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman. FILE/DOK/Sopian