Telegraf, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Ibu Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, Lembaga Pemberdayaan Wanita, Seni dan Budaya Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) menggelar acara seminar dan diskusi tentang kesehatan ibu di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/19).
Sesuai dengan program pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, tema yang diangkat adalah “Ibu Sehat, Keluarga Bahagia, Indonesia Maju.” Sebab, untuk mewujudkan visi Indonesia Maju, dibutuhkan SDM yang unggul dan berkualitas, salah satu faktor penentunya adalah di lingkungan keluarga.
“Keluarga memiliki peranan penting dalam membangun kepribadian seseorang, dapat berguna untuk bangsa dan negara. Apabila di dalam keluarga terdapat kebahagiaan dari seorang ibu niscaya anak-anaknya akan lebih baik dari segi pendidikan, kepribadian, dan lain-lain.”
“Dan untuk mendapatkan keluarga bahagia, membutuhkan peran seorang Ibu yang sehat. Oleh karena itu, dengan adanya diharapkan seminar dan diskusi ini kita semua dapat mengerti tentang pentingnya kesehatan,” ujar Ritha Helena selaku Ketua Lembaga Seni, Budaya dan Pemberdayaan Wanita Permabudhi.
Topik yang dibahas dalam seminar dan diskusi kali ini adalah tentang ‘Autoimun’, penyakit yang baru-baru ini menyerang penyanyi Ashanty Siddik, istri dari Anang Hermansyah. Menurut Ritha Helena, kaum ibu atau wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit autoimun dibandingkan kaum bapak atau pria.
Penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Sistem kekebalan tubuh terdiri dari kumpulan sel khusus dan bahan kimia yang melawan agen penyebab infeksi seperti bakteri dan virus.
Hingga saat ini, para peneliti belum tahu persis apa penyebab penyakit autoimun pada manusia, tetapi genetika, diet, gender, hormon seks, infeksi, dan paparan bahan kimia sangat mungkin menjadi penyebab penyakit ini. Gangguan autoimun pada umumnya tak dapat disembuhkan, tetapi dalam banyak kasus, kondisinya dapat dikendalikan.
“Menurut sebuah studi pada tahun 2014, wanita mendapatkan penyakit autoimun pada tingkat sekitar 2 banding 1 dibandingkan dengan pria. 6,4 persen wanita berbanding 2,7 persen pria. Sering kali penyakit ini dimulai selama masa subur seorang wanita yakni pada rentang usia 15 hingga 44 tahun.”
“Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun dan beberapa di antaranya memiliki gejala yang sama. Sehingga tidak mudah untuk mendiagnosisnya. Makanya kita semua khususnya wanita atau ibu harus mengenali dan menyadari penyakit yang sangat berbahaya ini agar dirinya dan keluarganya sehat hingga tercipta ketahanan kesehatan nasional yang kuat,” tutur Ritha Helena.
Peringatan Hari Ibu Nasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Pemberdayaan Wanita, Seni dan Budaya Permabudhi dihadiri oleh Nyoman Suriadarma selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha Kementerian Agama RI, Pembimas Buddha Kanwil Kemenag RI DKI Jakarta yakni Suwanto dan Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono serta para pimpinan majelis/yayasan/organisasi Agama Buddha lainnya.
Sebagai informasi, peringatan Hari Ibu Nasional ditetapkan oleh Presiden Soekarno berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Tujuannya adalah untuk mengingatkan kita akan pentingnya peran seorang Ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak -anak, maupun lingkungan sosialnya.
Hari Ibu tidak hanya diperingati di Indonesia tetapi juga di peringati di lebih dari 75 negara di dunia, yang biasa disebut International Women’s Day yang diperingati setiap tanggal 8 maret. (Red)