Telegraf, Jakarta – Upaya pasangan calon presiden dan wakil presiden (paslon) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) menarik simpati warga Jawa Tengah (Jateng) dinilai sia-sia oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto. Hasto bahkan menyebut partai politik (parpol) koalisi Prabowo-Sandi justru melakukan kesalahan yang fatal.
Sebab, Jateng merupakan “kandang banteng” atau basis dari PDIP. Mayoritas masyarakat Jateng tetap mendukung paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin (Jokowi-Maruf). “Jateng tetap solid dukung Jokowi. Prabowo-Sandi lupa bahwa syarat menyerang basis pertahanan lawan itu memerlukan soliditas di internal,” kata Hasto seperti keterangan resminya yang diterima, Jumat (15/02/19).
Tak hanya itu, menurut Hasto, upaya kubu Prabowo-Sandi masuk Jateng akan menemui kegagalan. Berdirinya Kantor Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi di samping markas Jokowi-Maruf di Jateng disebut langkah blunder. “Melukai perasaan masyarakat Jawa Tengah yang lebih mengedepankan nilai-nilai hidup rukun serta gotong royong,” tegas Hasto.

Pada bagian lain, Hasto menyatakan, kini Jawa Barat (Jabar) menjadi “rumah kedua” Jokowi-Maruf setelah Jateng. Akibat koalisi Prabowo-Sandi tidak solid, menurut Hasto, maka kolaborasi parpol Koalisi Indonesia Kerja dan relawan berhasil mengubah peta Jabar. “Jabar saat ini menjadi rumah Jokowi-Maruf,” ungkap Hasto.
Hasto menambahkan, menguatnya elektabilitas Jokowi-Maruf di Jabar dibuktikan dengan hasil survei sejumlah lembaga seperti Indopolling Network, dan lembaga kredibel lain. Hasto mengungkapkan, elektabilitas Jokowi-Maruf di Jabar menyentuh angka 41,7%, sedangkan Prabowo-Sandi 37,9%. Hasil survei internal, elektabilitas Jokowi-Maruf di Jabar sebenarnya sudah 52,4%.
Menurut Hasto, dukungan dari tokoh-tokoh Jabar seperti Agum Gumelar, Ridwan Kamil, TB Hasanuddin, Deddy Mizwar, Deddy Mulyadi, dan Solichin GP turut menyumbang elektabilitas untuk Jokowi-Maruf. Hasto menambahkan, sosok Maruf juga berkontribusi besar terhadap menguatnya dukungan umat Muslim.
“Posisi Pak Jokowi sebagai incumbent (petahana) yang berprestasi juga menjadi faktor berubahnya peta politik (di Jabar) tersebut. Di Jateng (kubu Prabowo-Sandi) tidak membuahkan hasil sedangkan Jabar kebobolan,” kata Hasto. Atas perubahan peta politik di Jabar, Hasto menyatakan, maka seluruh elemen pendukung Jokowi-Maruf, mendapatkan amunisi baru.
“Memenangkan Jokowi-Maruf di atas 63% secara nasional pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 17 April 2019,” tegas Hasto (Red)
Photo Credit : Capres nomor urut 01, Prabowo Subianto, saat berkampanye di Desa Slinga, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu, 13 Februari 2019. FILE/DOK/IST. PHOTO