Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca CIDES: Indonesia Harus Miliki Strategi Dan Roadmap Adaptasi Perubahan Iklim Pada Komoditi Pertanian
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Ekonomika

CIDES: Indonesia Harus Miliki Strategi Dan Roadmap Adaptasi Perubahan Iklim Pada Komoditi Pertanian

Atti K. Kamis, 4 Januari 2018 | 09:04 WIB Waktu Baca 4 Menit
Bagikan
Bagikan

Telegraf, Jakarta – Center for Information and Development Studies (CIDES) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Revitalisasi Pertanian Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Ditengah Perubahan Iklim dan Dinamika Global” pada akhir Desember 2017 lalu. Dalam diskusi tersebut, CIDES berupaya untuk meningkatkan kesadaran publik dan pemerintah terkait pentingnya tanaman semusim non-pangan sehingga upaya merevitalisasinya dapat terlaksana.

“Dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang berdampak buruk pada komoditi pertanian, baik pada tanaman pangan dan non-pangan di Indonesia, pemerintah sebaiknya membuat strategi adaptasi dan roadmap kebijakan pertanian untuk mencapai pembangunan pertanian yang berkelanjutan demi penguatan ekonomi nasional serta peningkatan kesejahteraan petani di masa depan,” kata M. Rudi Wahyono, Direktur Eksekutif CIDES.

Tanaman semusim non-pangan sering dipandang sebelah mata sejak ketahanan pangan menjadi prioritas pemerintah. Padahal, tanaman semusim non-pangan dapat menghasilkan tambahan penghasilan yang cukup signifikan bagi petani yang berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan mereka. Terlebih umumnya, tanaman semusim non-pangan yang meliputi tembakau, minyak atsiri, serai wangi, nilam, dan hijauan pakan ternak ditanam di daerah atau iklim yang kering saat tanaman lain tidak dapat dibudidayakan secara optimal.

Rudi mencontohkan pertanian tembakau, yang sejak 2012 mengalami penurunan tren produksi akibat cuaca ekstrem dan faktor-faktor lainnya. “Selain masalah cuaca ekstrem dan berkurangnya lahan, faktor lain yang menyebabkan produksi tembakau menyusut adalah budidaya tembakau yang masih sangat tradisional sehingga produktivitas lahan pertaniannya rendah,” sambung Rudi. “Dibandingkan dengan produktivitas di ASEAN kita kalah jauh sebesar 74 persen.”

Pengamat isu pertanian, Iskandar Andi Nuhung, menilai persoalan mendasar tanaman non-pangan di Indonesia dipengaruhi pula oleh kebijakan tanaman pangan, karena setiap kali ganti menteri terjadi pula ganti kebijakan. “Ganti menteri, ganti kebijakan bidang pertanian karena visi berbeda. Dampaknya, kebijakan pertanian menjadi sporadis, parsial, dan berubah-ubah,” jelas Iskandar.

Baca Juga :  Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi

Risiko cuaca ekstrem dan minimnya bantuan pertanian yang diterima petani tanaman non-pangan seperti tembakau, atsiri, dan vanili, menimbulkan keengganan para petani untuk menanam komoditas tersebut, meskipun potensi pendapatannya cukup besar dan merupakan industri yang mampu menyerap tenaga kerja secara ekstensif, khususnya di pedesaan. Komoditas tersebut juga dapat menciptakan nilai tambah melalui kegiatan industri pengolahan lainnya, serta sebagai penghasil devisa melalui kegiatan ekspor.

Rudi juga mengatakan, dengan produksi dan luas lahan yang terus menurun, serta produktivitas yang kurang optimal selisih pasokan tembakau Indonesia semakin besar yang mana harus dicukupi oleh impor. Nilai impor daun tembakau di tahun 2016 mencapai sekitar US$ 500 juta, sedangkan ekspor produk tembakau mencapai US$ 1 miliar.

“Mempertimbangkan potensi pendapatan tambahan bagi petani dan kontribusi bagi negara yang dapat dihasilkan oleh tanaman semusim non-pangan rasanya penting bagi pemerintah untuk juga turut memperhatikan komoditas tersebut agar ada arah kebijakan yang jelas untuk merevitalisasinya melalui peta jalan (roadmap) komoditas non-pangan,” kata Rudi. “Dengan demikian, ketergantungan industri pada impor akan menurun

non-pangan,” kata Rudi. “Dengan demikian, ketergantungan industri pada impor akan menurun dan petani akan mengalami peningkatan porsi pendapatan serta kesejahteraan petani atau produsen”. (Red)

Photo Credit : Dok/Ist. Photo


Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Tiara Lupita Ayu Hermanto
Tiara Lupita Ayu Hermanto: Perempuan yang Menyulam Reputasi Industri Musik dengan Suara, Empati, dan Dedikasi
Waktu Baca 8 Menit
DPR Setujui RUU KUHAP Jadi Undang-Undang, Simak Isinya!
Waktu Baca 6 Menit
BTN Resmi Spin-Off Unit Syariah, BSN Melonjak Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua di Indonesia
Waktu Baca 4 Menit
DKPP Berhentikan Anggota KPU Kota Gorontalo
Waktu Baca 4 Menit
Butuh Sikap Kritis Untuk Membaca Data Ekonomi Pemerintah
Waktu Baca 4 Menit

Identitas Wonosobo Hadir Dalam Pementasan Tari Wayang Bundeng Gepuk

Waktu Baca 3 Menit

Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan

Waktu Baca 5 Menit

Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi

Waktu Baca 2 Menit

Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Ekonomika

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit
Photo Credit: Pengolahan Tambang Freeport. ANTARA
Ekonomika

Freeport Buka Sebagian Tambang di Grasberg Atas Izin ESDM

Waktu Baca 3 Menit
Ekonomika

ABB Insurance Brokers Dorong Literasi Asuransi Lewat Digitalisasi

Waktu Baca 2 Menit
Ekonomika

Pemerintah Optimistis Investasi dan Sektor Properti Jadi Penggerak Ekonomi 2026

Waktu Baca 4 Menit
Ekonomika

Permudah Kepemilikan Rumah Bagi Hakim, BTN Gandeng IKAHI Hadirkan Program “Graha Hakim”

Waktu Baca 4 Menit
Ekonomika

Bahas Utang Kereta Cepat Whoosh, RI Kirim Tim Negosiasi ke China

Waktu Baca 3 Menit
Ekonomika

Dalam 10 Tahun BNI Salurkan KUR Pekerja Migran Rp936 Miliar

Waktu Baca 2 Menit
Ekonomika

BPKN Desak AQUA Lakukan Pembenahan Tiga Tahap: Label, Kandungan, dan Distribusi

Waktu Baca 3 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?