Jakarta, Telegraf – Ratusan umat muslim di Jakarta Utara membanjiri pengajian akbar (Tablig Akbar) yang dihadiri Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bersama Habib Al Zainal Abidin bin Abdurrahman. Lantunan Salawat Badar pun menggema di pengajian akbar tersebut.
Saat di lokasi acara, Djarot yang mengenakan batik coklat itu langsung disambut dengan lantunan salawat dari para jemaah. Sebagian menyalami dan mencium tangan mantan Walikota Blitar Jawa Timur itu.
Tablig akbar yang digelar di Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebut juga dihadiri oleh Habib Al Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Idrus, cucu dari Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad atau dikenal dengan Mbah Priok dan Ketua Baitul Muslimin Indonesia KH Hamka Haq.
“Ini acara Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) bersama-sama dengan keturunan Mbah Priok. Dengan kegiatan ini kita dapat sampaikan untuk menjaga kesejukan serta kedamaian bagi masyarakat Jakarta,” kata Djarot, disela-sela Tablig Akbar Kebangsaan dan pelantikan Pengurus Cabang Baitul Muslimin Jakarta Utara di Jalan Bugis, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa malam (28/3/2017)
Habib Ali Zaenal tiba pukul 20.25 WIB, kemudian disusul Djarot yang tiba pukul 20.30 WIB. Djarot nampak mengenakan kemeja batik berwarna hitam beserta peci.
Saat tiba, Djarot disambut ratusan warga yang telah menunggu di ruas jalan. Djarot menyempatkan diri untuk berfoto dan bersalaman dengan warga.
Dia kemudian langsung langsung menuju panggung dan bersalaman dengan Habib Ali dan Hamka Haq yang telah menunggunya. Acara pengajian ini diikuti oleh ratusan warga di daerah tersebut.
Mbah Priuk merupakan seorang tokoh masyarakat yang melegenda di wilayah Jakarta Utara.
Djarot pun hadir mengenakan kemeja batik hitam dengan gradasi warna cokelat dan kedatangannya disambut sejumlah jamaah.
Wajah mantan Wali Kota Blitar itu terlihat sumringah saat mendapatkan sambutan meriah dari ratusan jamaah tersebut.
Pada kesempatan ini Djarot mengimbau, meskipun dalam masa Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) masyarakat dapat terus menjalin tali persaudaraan.
“Jadi enggak harus selalu membahas politik terus, kita mawas diri supaya kita betul-betul dapat merasakan Islam sebagai agama yang menyelamatkan kita,” jelas Djarot.