Telegraf, Washington – Di tengah-tengah penyelidikan Biro Investigasi Federal (FBI) soal dugaan konspirasi Rusia terhadap pemilihan umum di Amerika Serikat, Presiden Amerika Serikat Donald Trump justru menimpakan kesalahan kepada FBI karena gagal mencegah tragedi penembakan di Florida yang menewaskan 17 orang.
“Sangat sedih karena FBI tidak menindaklanjuti sinyal-sinyal yang dikirimkan penembak sekolah di Florida. Ini tidak dapat diterima. FBI menghabiskan waktu terlalu banyak untuk mencoba membuktikan bahwa ada kolusi Rusia dalam kampanye Trump. Tidak ada kolusi,” kata Trump dalam akun Twitternya Sabtu malam (17/02/2018).
FBI mengaku menerima informasi bahwa pelaku penembakan, Nikolas Cruz (19), memiliki keinginan untuk membunuh dan akses ke senjata, tetapi agen-agen FBI tidak menindaklanjuti info itu.
Publik di AS cenderung menyalahkan kemudahan mendapatkan senjata sebagai penyebab utama kasus-kasus penembakan di AS. Trump menyalahkan kubu Demokrat karena gagal mengesahkan undang-undang pengendalian senjata.
“Kenapa Demokrat tidak mengesahkan undang-undang pengendalian senjata ketika mereka mengendalikan Senat di era Obama? Karena mereka tidak mau dan kini mereka banyak omong!” kata Trump dalam akun Twitternya.
Sabtu kemarin, ribuan pelajar, orangtua, guru dan masyarakat melakukan aksi demonstrasi meminta pengendalian senjata setelah insiden penembakan Rabu (14/02/2018) lalu. Pelaku Nikolas Cruz melepas tembakan membabi buta di Sekolah Menengah Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida dan menewaskan 17 orang.
Sementara soal konspirasi Rusia, Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendakwa 13 warga negara Rusia dan tiga perusahaan karena diduga terlibat jaringan yang mencurangi pemilihan umum 2016 supaya Presiden AS Donald Trump menang. Demikian terungkap dalam surat dakwaan kasus konspirasi Rusia dalam pemilihan umum di AS yang dilansir Jumat waktu setempat (16/02/2018). (Red)