Telegraf, Jakarta – Inflasi September mencapai 0,22% didorong oleh kenaikan harga pangan. Diperkirakan inflasi hingga akhir target pemerintah tidak akan terlewati.
Kecuk Suharyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan inflasi September sebesar 0,22%terjadi karena adanya kenaikan harga. Kenaikan terjadi pada beberapa kelompok, yaitu ;kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,34 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,29 persen; kelompok sandang 0,13 persen; kelompok kesehatan 0,33 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,52 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan 0,07 persen.
Kecuk menambahkan inflasi year on year sebesar 3,07% dan sepanjang Januari -September (Year to date) tercatat 1,
Melihat realisasi sepanjang Januari -September target inflasi pemerintah di perkirakan tidak akan terlampaui. Pemerintah menargetkan inflasi tahun ini sebesar 4%. Biasanya inflasi Oktober -November cenderung stabil akan terjadi peningkatan di bulan Desember seiring hari raya Natal dan tahun baru.
Sedangkan inflasi inti mencapai 0,33% pada September dan inflasi tahun kalender (Januari -September) sebesar 2,58%.Tingkat inflasi komponen inti year on year sebesar 3,21 persen.
Dari 88 kota, sebanyak 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,85% dan terendah di Purwekerto dan Banyuwangi.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,06%. (ind)
Foto : Ilustrasi Pasar