Telegraf – Ribuan karyawan Pabrik Great Giant Pineapple (GGP) Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, heboh saat Ganjar Pranowo, bakal calon presiden (bacapres) berkunjung, Kamis (26/10/2023). Mereka langsung menyerbu, merangsek bersalaman dan meminta foto bersama.
Turun dari mobil, Ganjar disambut oleh Welly Soegiono (Direktur of Corporate Affair), Wayan Ardana (Managing Director of Production) dan Halim Sunarto Jaya (Processed Pine Factory Division Head). Selanjutnya, Ganjar diajak meninjau proses packaging produk olahan buah nanas.
Para karyawan yang sebagian besar kaum perempuan berteriak histeris senang dapat bertemu dengan Ganjar. Mereka berebut foto bersama dan bersalaman.
Salah satunya, Alkaina, yang tidak menyangka Ganjar mengajaknya berbincang secara langsung bersama karyawan yang lain.
“Rasanya senang. Tadi Pak Ganjar tanya sejak kapan bekerja di sini, sudah berapa lama. Nyaman atau tidak kerja di sini,” katanya.
Menurutnya, mantan Gubernur Jawa Tengah itu adalah sosok yang baik dan ramah. Tak berjarak dengan siapa pun.
“Ganteng dan kelihatan berwibawa. Pokoknya oke,” jelas Alkaina.
Hal serupa juga disampaikan Marsela, karyawati yang lain. Baginya, Ganjar adalah sosok yang menginspirasi banyak orang.
“Senang sekali. Pak Ganjar banyak menginspirasi banyak orang,” paparnya.
Ia pun tidak melewatkan kesempatan berswafoto bersama mantan DPR RI itu.
“Iya saya dapat foto bareng Pak Ganjar,” lanjut Marsela sambil menunjukkan galeri handphone.
Sementara itu, Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa negara punya kekuatan-kekuatan ketahanan pangan. Di antaranya perusahaan-perusahaan yang berproduksi olahan holtikultura.
“Ternyata ini pabrik nanas terbesar dengan produk di dunia. Sebenarnya kita punya anak-anak Indonesia yang hebat, perushaan-perusahaan besar yang hebat. Ini bagian kalau kita ngomong kedaulatan pangan kita punya kekuatan-kekuatan hebat. Ini kita baru bicara holtikultura,” ujarnya.
Ke depan, relasi perusahaan dengan petani harus ditingkatkan. Perusahaan bisa menjadi pemasok bibit unggul. Sehingga kualitas produk mampu bersaing di tingkat dunia.
“Pemerintah mendorong untul memberikan edukasi dan menjamin ketersediaan pupuk. Selain itu mematok harga setidaknya tiga tahun, sehingga ada kepastian buat petani. Kemudian diolah dengan bagus dan disebarkan di seluruh dunia,” tandasnya.