Inisiasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Transportasi

"Tindak lanjut pengendalian gas rumah kaca ini dirasa sangat penting, mengingat sektor transportasi memiliki peran yang signifikan dalam mendukung pengendalian gas rumah kaca di Indonesia,"

Oleh : Indra Christianto
Ratusan kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (21/06). ANTARA/Rivan Awal Lingga

TELEGRAF – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus menginisiasi sejumlah langkah nyata dalam mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Salah satunya adalah dengan membentuk Tim Kelompok Kerja Aksi Iklim yang nantinya akan memperkuat komitmen dan keseriusan Kemenhub dalam mengimplementasikan aksi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor transportasi.

Staf Ahli Menteri Bidang Kawasan dan Lingkungan Kemenhub, Djarot Tri Wardhono mengemukakan, melalui pembentukan Pokja tersebut diharapkan dapat dirumuskan komitmen dan target transportasi yang lebih terukur. Sehingga hal ini dapat direalisasikan dalam upaya pengendalian gas rumah kaca di sektor transportasi.

“Kami harapkan dukungan dan kerja sama anggota Pokja serta stakeholder operator transportasi terkait dalam implementasinya,” kata Djarot, Kamis (12/09/2024).

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada inventarisasi emisi gas rumah kaca nasional untuk tahun 2022 tercatat bahwa emisi gas rumah kaca transportasi adalah sebesar 159 juta ton CO2, atau sekitar 21,85 persen dari total emisi gas rumah kaca di sektor energi.

“Tindak lanjut pengendalian gas rumah kaca ini dirasa sangat penting, mengingat sektor transportasi memiliki peran yang signifikan dalam mendukung pengendalian gas rumah kaca di Indonesia,” sebutnya.

Adapun Kepala Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan, Pandu Yunianto menuturkan, dari total emisi gas rumah kaca transportasi, sekitar 94,69 persen disumbang oleh emisi transportasi darat dan sebagian emisi kereta api.

Baca Juga :   Kemenag Tegaskan Tidak Ada Larangan Pernikahan di Hari Libur

Sementara, sebanyak 5,21 persen disumbang oleh emisi transportasi udara, dan sisanya adalah emisi transportasi laut. Untuk itu, aksi lanjut akan difokuskan pada pengendalian emisi sektor darat dan perkeretaapian.

“Saat ini telah terdapat penyusunan inventarisasi gas rumah kaca dan penyusunan tools monitoringnya untuk transportasi darat, dan sedang berprogres untuk penyusunan inventarsasi gas rumah kaca sub sektor perkeretaapian,” ucap Pandu.

Selain itu, Kemenhub juga melakukan program kemitraan dengan Pemerintah Kerajaan Ingris. Program Kemitraan ini bernama UK Partnership for Accelerating Climate Transition Indonesia atau UK PACT. UK PACT akan memberikan dukungan, mendorong penerapan, serta peningkatan target ambisi iklim di Indonesia.

Program UK PACT di Indonesia berfokus kepada tiga sektor, yakni energi, kebijakan rendah karbon, dan mobilitas berkelanjutan.

“Program ini diimplementasikan oleh konsorsium yang dipimpin oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia,” jelas Pandu.

Untuk diketahui, bahwasannya Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 yang tertuang dalam Dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution Indonesia (ENDC).

Saat ini di level nasional sedang terdapat pembahasan roadmap/peta jalan ENDC sekaligus mempersiapkan Second Nationally Determined Contribution (SNDC) untuk tahun 2031-2035.

Lainnya Dari Telegraf