Telegraf – Kolaborasi antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghasilkan penyerahan bantuan peralatan operasi mata untuk Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II. RSA ini berperan penting dalam memberikan pelayanan gratis di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, serta Direktur Institutional Banking BNI Muhammad Iqbal secara langsung menyerahkan bantuan tersebut di Jakarta pada Minggu (18/11/2023).
Iqbal menyatakan kebanggaannya karena BNI dapat berkontribusi dalam bantuan operasional mata untuk RS Kapal ini. Sebagai bank milik negara, BNI berkomitmen untuk memberikan manfaat sosial kepada masyarakat Indonesia, khususnya di DTPK.
“Dengan kerja sama bantuan ini, diharapkan persoalan terkait minimnya peralatan kesehatan untuk melakukan tindakan operasi mata di RSA Nusa Waluya II dapat teratasi,” ujar Iqbal.
Berdasarkan data BPS, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki wilayah dengan akses sulit, termasuk di daerah DTPK. RS Kapal seperti RSA Nusa Waluya II hadir sebagai solusi untuk memberikan pelayanan kesehatan di pulau-pulau terpencil.
Saat ini, sudah ada tiga RS Kapal dari Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE), termasuk RSA Nusa Waluya II. Selain memberikan bantuan alat operasi mata, BNI dan Kemenkes juga bekerja sama dalam Pengelolaan Dana Institusi dan Perorangan, dengan BNI sebagai Bank Tunggal Penyaluran Dana BOK Puskesmas.
Iqbal menutup pernyataannya dengan harapan agar kerjasama ini dapat terus berlanjut, memberikan nilai tambah di bidang industri dan sosial, terutama di sektor kesehatan Indonesia.