Telegraf, Jakarta – PT Unilever Indonesia Tbk. Melalui Bangau memperkenalkan “Program Petani Muda” sebagai upaya untuk mendorong regenerasi petani agar #KelezatanAsli kuliner Indonesia tetap terjaga dari generasi ke generasi.
Melalui kemasan khusus “Cinta Malika” seluruh pecinta kuliner dapat menunjukan dukungannya dengan bergabung di gerakan #PetaniUntukIndonesia yang disebarluaskan oleh Bango.
“Petani yang tidak teregenerasi dapat menyebabkan penyusutan lahan serta penurunan produktivitas maupun kualitas hasil pertanian. Jika bahan pangan yang berkualitas jumlahnya semakin terbatas, maka akan sulit pula bagi kita untuk terus menikmati dan melestarikan aneka kuliner khas Indonesia,” ungkap Hernie Raharja selaku Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia Tbk dalam konfrensi pers di Jakarta.
Hernie mengatakan melalui “Program Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam” Bango mengembangkan komunitas petani kedelai Mallika yangbprakteknya 100 peraen ledelai hitam lokal yang digunakan untuk memproduksi Kecap Bango telah memenuhi Unilever Sustainable Agriculture Code (USAC), yaitu standar cara bertani ramah lingkungan yang sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani binaannya, sejalan dengan salah satu pilar Unilever Sustainable Living Plan (USLP).
Bekerjasama dengan The Learning Farm Indonesia, Bango mengagas program petani muda dalam rangka mendorong generasi petani dan menjamin ketersediaan pasokan bahan pangan berkualitas.
Program ini secara bertahap akan memberikan pembinaan intensif bagi masing-masing 30 hingga 40 petani muda potensial tentang keterampilan hidup lewat pendidikan bercocok tanam yang memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan.
Di temui di tempat yang sama Nona Pooroe Utomo selaku Executive Director The Learning Farm Indonesia menjelaskan untuk mendorong aemangat , pengetahuan dan ketrpilan generasi muda dalam melanjutkan regenerasi petani.
“Selama 100 hari, seluruh peserta akan mendapatkan 60% materi pertanian yang terbagi dalam empat kelompok besar yaitu tanah, budidaya tanaman-perikanan dan ternak, pemupukan dan pengendalian hama, serta analisa usaha tanam. 40% materi lainnya, berfokus pada pengembangan soft skills seperti manajemen waktu dan keuangan, entrepreneurship, healthy life style, Bahasa Inggris, komputer, dan komunikasi,” kata Nona Rabu, (25/9).
Ia berharap para peserta akan mampu menyebarluaskan ilmunya dan menginspirasi lebih banyak generasi muda di kampung halaman mereka untuk menjadikan bertani sebagai pilihan profesi yang menjanjikan.
Untuk mewujudkan itu semua Bango mengajak seluruh pecinta #KelezatanAsli kuliner Indonesia untuk mendukung program ini melalui Bango kemasan khusus “Cita Mallika”, dimana setiap kemasannya akan berikan pelatihan tani untuk pemuda Indonesia.
Bango kemasan khusus “Cita Mallika” didesain oleh fashion designer, Didiet Maulana. ia menjelaskan deaign ini memberikan semangat baru untuk regenerasi petani muda, hasil ini adalah mengekspresikan ungkapan suatu ekapresi yang jujur yang dituangkan melalui konsep dan cerita yang akhirnya menghasilkan konsep yersebut melalui cinta.
“Petani bertani karena cinta dengan keluarga, petani dengan cintanya yang ia tanam menjadi biji biji Mallika dengan suatu proses, kita nikmati dan akhirnya ada di atas meja makan. Perjalanan biji kedelai, kedelai menjadi kecap, kecap di beli oleh ibu ibu kita dan dimasak dengan cinta menjadi masakan yang terasaji di meja makan itulah yang saya ekpresikan menjadi desihgn,” ungkap Didiet.
Selain itu dibalik kemasan juga tertera kisah inspiratif yang di tulis Dee Lestari, “bermula dari Mallika hingga ke wadah wadah saji santapan kebanggaan Nusantara peraembahkan para petani.Inilah kisahnya suara hati dan mimpinya bagi kita dan dunia.” (Red)
Credit photo : Didiet Maulana – Fashion Designer, Dee Lestari – Penulis, Nando Kusmanto – Senior Brand Manager Bango, PT Unilever Indonesia Tbk., dan Nona Pooroe Utomo – Executive Director The Learning Farm (ki-ka)/TELEGRAF