Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Amarsyah Purba: Tingkatkan Kesejahteraan Petani Butuh Dukungan Korporasi dan Kecerdasan Lokal
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Ekonomika

Amarsyah Purba: Tingkatkan Kesejahteraan Petani Butuh Dukungan Korporasi dan Kecerdasan Lokal

Indra Christianto Selasa, 5 Desember 2023 | 21:47 WIB Waktu Baca 4 Menit
Bagikan
Musim tanam para petani sedang menanam padi di sawah, upaya tingkatkan kesejahteraan petani membutuhkan dukungan dari korporasi dan decerdasan lokal. REUTERS/Darren Whiteside
Bagikan

Telegraf – Jawa Tengah menjadi provinsi pengekspor hasil pertanian tertinggi di Indonesia selama beberapa tahun. Jumlah petani pun bertambah saat di wilayah lain cenderung turun. Menurut Wakil Ketua TPN Amarsyah Purba, banyak hal yang bisa ditiru sebagai bagian dari langkah mewujudkan kedaulataan pangan. BUMP adalah salah satu contoh menarik untuk disebarkan ke seluruh Indonesia.

Gairah bercocok tanam di pedesaan Kabupaten Purbalingga tumbuh oleh kontribusi yang diberikan Joko Nurtaqwa. Dalam Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Lumpang Mas di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dia mengajak petani berpindah ke alam baru dunia pertanian.

BUMP merupakan perusahaan milik petani yang dikelola secara modern. Sawah dikelola bersama keuntungan dan resiko dirasakan bersama. Demikian juga tata cara bertani modern yang sesuai dengan tuntutan menjaga kesuburan tanah.

Sadar akan peliknya persoalan pupuk kimia para petani bersedia bekerja mengembangkan pupuk organik baik kompos maupun pupuk organik hayati (POH). Para petani anggota kini sudah mengunakan pupuk buatan mereka sendiri.

“Ada 20 kelompok petani, tiap kelompok terdiri dari 25 orang telah menanam padi dan sayuran dengan kompos dan POH,” kata Joko, Senin (04/11/2023).

Para petani itu menggarap 30 hektar sawah. Sebagian sudah sepenuhnya menggunakan pupuk kompos dan POH. Artinya tidak lagi mencampurkannya dengan pupuk kimia buatan pabrik. Sisanya masih memadukan sampai tahap transisi, yakni mengembalikan lagi kesuburan tanah.

Para petani di swah, upaya tingkatkan kesejahteraan petani membutuhkan dukungan dari korporasi dan decerdasan lokal. FILE/Telegraf

“Bagi yang ada dalam masa transisi ini penghematan biaya pupuk mencapai 50%,” imbuhnya.

Penghematan akan lebih besar lagi setelah tanah kembali subur dan tak butuh pupuk kimia.

Produk pupuk organik itu dinamakan Mutiara Alam Tani. Kini tengah dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi agar bisa mendapatkan ijin untuk diperdagangkan.

Baca Juga :  Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Artinya para petani lewat BUMP-nya bisa mendapatkan income tambahan. Beruntung bagi mereka karena pemerintah Provinsi Jawa Tengah kini punya lembaga sertifikasi. Masyarakat pembuat pupuk organic bisa memanfaatkannya tanpa pungutan biaya.

“Tak semua pemerintah daerah punya, lembaga sertifikasi swasta tentu memungut biaya, besarnya antara Rp10 hingga Rp70 juta,” bebernya.

Salah satu syarat sertifikasi yang harus dipenuhi adalah produk yang diajukan memiliki konsistensi komposisi. Hal diuji dengan percobaan di beberapa tempat. Syarat seperti itu kadang tak mudah dipenuhi oleh para pembuat pupuk organik. Tak heran kadang mesti ada tahapan yang mesti diulang-ulang.

Saat berkunjung ke beberapa daerah seperti Bengkulu dan NTB Amarsyah mendapat informasi dari para relawan pendukung pasangan Ganjar-Mahfud akan kendala dan hambatan di sektor pertanian. Solusi adalah mencari langkah cerdas dari para tokoh lokal, misalnya penerapan teknologi tepat guna seperti contoh di atas.

Hal menarik dalam upaya pendirian BUMP sendiri adalah kepemilikan tetap ada di tangan petani. Ada kemiripan dengan koorporasi petani di Eropa yang tak meninggalkan unsur kepemilikan para petani.

“Ide itu perlu disebarluaskan jadi tak sebatas hanya di kawan-kawan petani di Jawa Tengah,” kata Amar.

Lewat BUMP diharapkan kesejahteraan petani akan berkembang lebih jauh. Berbagai macam teknologi tepat guna tak sebatas pengembangan pupuk buatan sendiri namun juga hal lain seperti teknologi pasca panen,pengeringan padi atau pengolahan minyak asiri.

Para petani Bengkulu yang terhambat pasokan pupuk bisa mengurangi ketergantungannya lewat eksperimen-eksperimen seperti dilakukan para petani Jawa Tengah. Demikian juga kontribusi sektor pertanian di NTB bakal bisa lebih besar seiring berkembanganya sektor wisata di sana.

 

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan
Waktu Baca 5 Menit
Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi
Waktu Baca 2 Menit
Seorang karyawan menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA
Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini
Waktu Baca 2 Menit
KOPLING 2025
Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal
Waktu Baca 6 Menit
Perhelatan Sepakbola Special Olympics Asia Tenggara Berakhir Malam Ini
Waktu Baca 3 Menit

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit

Prabowo dan Raja Yordania Serta Sepenggal Kisah Masa Lalu

Waktu Baca 2 Menit

Sufmi Dasco: Saraswati Tetap Bertugas Sebagai Anggota DPR

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Photo Credit: Pengolahan Tambang Freeport. ANTARA
Ekonomika

Freeport Buka Sebagian Tambang di Grasberg Atas Izin ESDM

Waktu Baca 3 Menit
Ekonomika

ABB Insurance Brokers Dorong Literasi Asuransi Lewat Digitalisasi

Waktu Baca 2 Menit
Ekonomika

Pemerintah Optimistis Investasi dan Sektor Properti Jadi Penggerak Ekonomi 2026

Waktu Baca 4 Menit
Ekonomika

Permudah Kepemilikan Rumah Bagi Hakim, BTN Gandeng IKAHI Hadirkan Program “Graha Hakim”

Waktu Baca 4 Menit
Ekonomika

Bahas Utang Kereta Cepat Whoosh, RI Kirim Tim Negosiasi ke China

Waktu Baca 3 Menit
Ekonomika

Dalam 10 Tahun BNI Salurkan KUR Pekerja Migran Rp936 Miliar

Waktu Baca 2 Menit
Ekonomika

BPKN Desak AQUA Lakukan Pembenahan Tiga Tahap: Label, Kandungan, dan Distribusi

Waktu Baca 3 Menit
Ekonomika

Purbaya Desak Pemda Segera Percepat Belanja Anggaran 2025

Waktu Baca 3 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?