Telegraf, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan produk-produk asal China masih merupakan yang terbanyak atau mendominasi impor nonmigas Indonesia pada bulan November tahun ini. Tak tanggung-tanggung, porsinya mencapai seperempat lebih dari total impor.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, mengatakan impor bulan November 2016 sebesar US$12,66 miliar atau naik 10% dibanding bulan sebelumnya, dan naik 9,88% dibanding bulan yang sama tahun 2015. Impor nonmigasnya mencapai US$10,90 miliar atau naik 9,39% dibanding Oktober lalu dan naik 10,31% dobanding November 2015.
Secara kumulatif (Januari-November 2016), impor RI mencapai US$122,86 miliar atau turun 5,94% dibanding periode yang sama tahun lalu. Untuk impor nonmigas secara kumulatif ini mencapai US$105,79 miliar atau turun 1,87%.
“Pangsa pasar impor nonmigas paling banyak itu masih dari Tiongkok yakni US$27,55 miliar atau 26,04%. Ini single country lho, naiknya besar dan prosinya juga palinh besar. Melebihi impor keseluruhan dari ASEAN,” kata Sasmito.
Lebih lanjut Sasmito menyatakan, untuk impor nonmigas terbesar berikutnya dari Jepang yang mencapai US$11,84 miliar atau 11,20%, lalu dari Thailand sebesar US$7,95 miliar atau 7,52%. Sedangkan impor nonmigas dari ASEAN mencapai 21,57% dan dari Uni Eropa mencapai 9,18%.
“Peningkatan impor nonmigas ini terbesar adalah dari golongan mesin dan peralatan listrik yang sebesar US$210,3 juta atau 15,23%, sedangkan penurunan terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung US$55,8 juta atau 40,97%,” ujarnya.
Sasmito menambahkan, untuk impor bahan baku/penolong selama Januari-November tahun ini mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun lalu masing-masung 6,77% dan 10,57%. Sebaliknya, impor golongan barang konsumsi meningkat 13,07%. (Red)
Photo credit : Getty Images