Telegraf – Kementrian perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan sidak dan menyegel SPBU Rest Area KM 42 B Jakarta Cikampek, Teluk Jambe Barat, Karawang, atas temuan adanya tambahan alat switch yang bisa mngurangi takaran di 3 dispenser dari total 8 dispenser yang ada,.
Ia menjelaskan temuan berupa dispenser yang bermasalah itu merupakan hasil pengecekan lapangan oleh petugas Direktorat Metrologi Kementerian Perdagangan Indonesia, dalam rangka persiapan Satgas Ramadan & Idulfitri (RAFI) 2024. Dalam pengecekan itu, dispensesr tersebut diketahui bersertifikat Tera Metrologi yang berlaku sampai dengan 13 Februari 2025, dimana Tera dilakukan pada 13 Februari 2024.
“Tugas kementrian perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN), untuk mengecek seluruh SPBU se Indonesiadan ini baru mulai pengecekan dan ternyata sudah menemukan beberapa pelanggaran, sementara sudah ada 4 SPBU yang terindikasi melanggar, sini (Kerawang), Bekasi, Serang dan Bandung,” ungkapnya usai mengecek dispenser yang terdapat alat switch, di Kerawang (23/3).

Ia menghimbau kepada seluruh SBPU di Indonesia untuk tidak melakukan hal tersebut karena termasuk tindakan pidana.
“Ini sangat merugikan masyarakat, contoh saja kita mengisi bahan bakar misalkan 40 liter tetapi yang di terima sekitar 30 liter, bayangkan saja kalau begini terus kita hitung pertahun hampir mencapai 2 triliun,” kata Zulhas.
Dikesempatan yang sama Dirjen PKTN Moga Simatupang terkait dengan pengasawan spbu sudah di serakhak ke Kabupaten Kota, ini sesuai dengan UU NO 23 tahun 2012, dan kebetulan di 4 daerah ini belum ada (Pejabat penyidik Pegawai Negeri Sipil) PPNSnya, jadi di minta kementrian perdagangan untuk mengadakan pengawasan. “dan saya yakin di beberapa daerah di temukan seperti itu,” tutur Toga.
Saat ditanyakan apakah itu disengaja, Moga mengungkapkan pemasangan Swich untuk mengurangi takaran tersebut adalah memang di sengaja. “Tadi saya tanyakan ke pada pengelola, bahwa alatnya dipasang sejak dia beli, dan kebetulan Februari sudah kita tera dan faktanya ada tambahan swich tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putro menjelaskan oknumum ini memanfaatkan situasi paska pengecekan tera, karena Pertamina secara rutin melakukan pengecekan tera.
“Kami sebetulnya memang rutin melakukan pengawasan SPBU ini terakhir di lakukan tera itu februari 2024 bulan lalu. Tapi bisa jadi antara paska tera dan kemarin hari rabu tanggal 27 maret di temukan adanya pelanggaran di situlah mereka melihat celahnya,” ungkap Ega.
Ega menambahkan untuk modus yang di SPBU karena sudah digital ada pemasangan swich jumper di sistem digitalnya, bukan diarea mekanikelnya.