Belajar Jarak Jauh, Dikti Janjikan Internet Murah Bagi Mahasiswa

Oleh : Kyandra

Kuota internet masih menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi mahasiswa. Setditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, untuk membantu mahasiswa, Direktorat Dikti melakukan sejumlah negosiasi dengan beberapa provider, diantaranya Telkomsel dan Indosat untuk memastikan agar kedua provider ini memberi potongan kuota internet murah bagi mahasiswa.

Menurut Paris, untuk mengikuti PJJ dalam jaringan (daring), masing-masing mahasiswa membutuhkan kuota internet sebanyak 10 hingga 20 GB. Perhitungan ini berdasarkan hasil diskusi pihak Direktorat Dikti dengan perwakilan mahasiswa. Untuk itu, Paris menyebutkan, pihaknya sedang berusaha agar para provider bersedia membuka jam kuota murah bagi mahasiswa, yakni pada pukul 07.00-14.00 WIB.

“Kita sedang perjuangkan kuota untuk mahasiswa. Kita rayu provider karena ini tanggung jawab kita semua dan kelihatan Indosat sudah mau. Mas Menteri juga sudah diskusi dengan Telkomsel dan mendapatkan hasil Rp 1000 untuk 1gb bagi mahasiswa. Ini sedang kita perjuangkan,” ujar Paris usai Peluncuran #TemanKIP, di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (03/08/2020).

Sementara untuk mahasiswa yang berada di remote area. Paris menyebutkan, berdasarkan definisi dari Kementerian Dalam Negeri(Kemendagri) untuk daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Pihaknya memperoleh data ada enam persen perguruan tinggi (PT) yang berada di daerah tersebut. Artinya ada 284 perguruan tinggi yang harus dibantu agar mahasiswa tetap belajar.

Dalam hal ini, kata Paris, Direktorat Dikti sedang menyiapkan local area network (LAN) untuk dipasang di masing-masing perguruan tinggi. Pasalnya, selama empat bulan PJJ ini, para mahasiswa tidak dapat mengakses pendidikan.

“Kami akan membuat modeling local area network ini. Jadi kami pasang pemancar, nanti mahasiswa dapat men-download materi belajar dari pemancar dengan radius 100 dari kampus,”ujarnya.

Paris menyebutkan, modul yang diunduh mahasiswa ini merupakan bahan ajar dari aplikasi Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia atau pun dari Universitas Terbuka (UT). Selanjutnya, untuk kendala mahasiswa tidak memiliki perangkat komputer atau pun gawai. Saat ini pihaknya sedang mendorong beberapa perguruan tinggi untuk membuat komputer tablet murah khusus untuk belajar.

“Kalau komputer tablet ini berhasil mudah-mudahan kita bisa melakukan berbagai macam inovasi baru agar kita punya tablet Dikti, tablet Dikbud supaya seperti yang disampaikan oleh Pak Presiden, ada produk dari dalam negeri. Mudah-mudahan dengan modeling tahun ini bisa dimasifkan produksi untuk tahun depan,” ujarnya.


Ilustrasi kuliah daring (online), study from home (SFH). PIXABAY

Lainnya Dari Telegraf