Telegraf, Jakarta– PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatat perkembanga syariah Prudential Indonesia membukukan aset yang cukup stabil sebesar Rp9,1 triliun di tahun berjalan. Dana Tabarru tercatat meningkat dari Rp770 miliar di 2018 menjadi Rp887 miliar di 2019, dengan pertumbuhan mencapai 15 persen.
Perusahaan juga tetap mempertahankan tingkat solvabilitas (Risk Based Capital) dari Dana Tabaru sebesar 2.581 persen lebih dari 20 kali lipat dari batas minimum yang ditetapkan regulator, dan tingkat solvabilitas dari Dana Perusahaan sebesar 7.300 persen, lebih dari 60 kali lipat dari batas minimum yang ditetapkan regulator. Hasil positif ini berhasil kami capai berkat kepercayaan nasabah yang terus meningkat dalam 13 tahun terakhir. Hal itu diungkapkan oleh Jens Reisch, President Director Prudential Indonesia, Selasa (18/5).
“Indonesia berpotensi untuk menjadi pemimpin ekonomi syariah global, dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia dan didukung oleh kesamaan beberapa nilai syariah dengan nilai kehidupan budaya orang Indonesia. Untuk membantu mewujudkan hal tersebut, sejak 13 tahun lalu kami mendirikan unit syariah dan terus berupaya menjadi kontributor terkemuka yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia,” kata Jens.
Lanjut Jens dalam mewujudkan aspirasi tersebut, kami menerapkan prinsip “Sharia for all” atau “Syariah untuk Semua” dan menghadirkan produk asuransi jiwa syariah dapat diterima oleh lebih banyak lapisan masyarakat Indonesia, yang senantiasa teeus melakukan inovasi produk dan saluran pemasaran, edukasi ke publik yang lebih luas melalui kemitraan dengan lebih banyak pihak, serta meningkatkan profesionalisme dan kapabilitas tenaga pemasar.
Sementara itu Nini Sumohandoyo, Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia mengatakan, perinaip syariah adalah gotong royong dan saling berderma yang mencirikan masyarakat Indonesia.
“Prinsip-prinsip asuransi syariah, di antaranya tolong menolong dan saling berderma untuk saling berbagi dan menanggung risiko sebagai antisipasi bila terjadi musibah, senantiasa relevan dengan ciri gotong royong khas masyarakat Indonesia, dan kami berharap, prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan untuk membantu mereka yang terdampak oleh pandemi COVID-19 yang sedang mewabah di Indonesia.
Nini menyebutkan bahwa
dalam membantu masyarakat berfokus pada 3 aspek, yaitu kesehatan, ekonomi, dan sosial. Untuk aspek kesehatan, misalnya, kami tetap memberikan perlindungan meskipun COVID-19 telah berstatus pandemi global dan bencana nasional. Selain itu, 95% karyawan kami juga bekerja dari rumah, namun kami tetap mempertahankan kualitas layanan kepada peserta. (AK)
Credit photo : Prudential/istimewa