Penelitian: Pengguna iPhone dan Instagram Jadi Target Favorit Hackers

Oleh : Aris Maulana

Telegraf, Jakarta – Sangat sulit menentukan ponsel atau aplikasi seluler mana yang lebih aman. Namun itu bukan karena masing-masing menggunakan security software yang berbeda untuk melindungi diri. Melainkan kebanyakan karena perbedaan perhatian yang mereka terima dari hackers.

Jika lebih banyak dari hackers yang menargetkan smartphone tertentu, maka berpeluang besar mereka akan berhasil, sedangkan hackers yang dianggap ‘tidak layak’ oleh hackers mungkin jauh lebih aman di mata masyarakat umum. Karena itulah Case24 berusaha menyelidiki aplikasi dan merek ponsel cerdas mana yang lebih rentan diretas, dan belum tentu mana yang lebih aman.

Studi mereka menunjukkan hasil yang menarik, namun tidak terlalu mengejutkan, paling tidak ketika itu menjadi target favorit para hackers. Penelitian ini telah mempertimbangkan konsumen di Amerika Serikat (AS) dan Inggris, namun penelitian ini hanya akan melaporkan yang ada di Negeri Paman Sam saja.

Studi ini menemukan bahwa pengguna iPhone 192 kali lebih berisiko menjadi sasaran hackers daripada pengguna Huawei. Juga, hampir 50 ribu orang AS mencari informasi tentang cara meretas iPhone setiap bulan.

Yang mengejutkan, penelitian tersebut mengklaim smartphone Sony, Nokia, LG atau Huawei sejauh ini merupakan ponsel yang paling aman untuk dimiliki. Ponsel Samsung tidak terlalu ditargetkan oleh hackers seperti halnya iPhone, tetapi mereka masih berada di peringkat kedua dalam hal ini.

Sebagian besar merek telepon yang diretas (AS), yakni iPhone (48.010), Samsung (3.100), LG (670), Sony (320), Nokia (260), dan Huawei (250), seperti dilansir dari Phone Arena, Rabu (11/12/19).

Karena Apple dan Samsung adalah merek paling populer di AS, angka-angka di atas sedikit tidak mengejutkan sama sekali. Yang benar-benar menarik adalah iPhone berada di atas dibandingkan dengan Samsung.

Ponsel LG, Sony, Nokia dan Huawei tidak populer di kalangan orang AS. Untuk itu, lebih sedikit yang mencari cara untuk meretasnya. Ya, mereka dapat dianggap lebih aman karena mereka kurang ditargetkan oleh hackers, tetapi bukan karena mereka menampilkan security software yang lebih baik. Disisi lain, akun Instagram 24 kali lebih berisiko diretas daripada Netflix, yang sangat rentan untuk ditargetkan hackers.

Sebagian besar aplikasi yang diretas di AS, yakni Instagram (66.960), Snapchat (57.740), WhatsApp (36.980), YouTube (13.710), Twitter (13.350), Messenger (10.350), Gmail (7.080), Facebook (5.980), Amazon (3.460), Netflix (2,790).

Angka-angka di atas membuktikan bahwa lebih dari 60 ribu orang AS mencari cara untuk meretas akun Instagram setiap bulan. Hal itu tentu saja cukup mengejutkan. Hal yang sama berlaku untuk akun WhatsApp dan Snapchat, yang tampaknya sama populernya di antara hackers, baik pemula ataupun senior. Netflix adalah yang paling tidak mungkin diretas karena layanan streaming film memungkinkan pelanggan untuk berbagi akun dalam batas tertentu.

Ketika menyelidiki berapa kali orang mencari cara meretas merek ponsel yang berbeda, hasilnya menunjukkan perbedaan besar antara merek di tempat pertama dan merek lain. Data dikumpulkan dengan menganalisis volume pencarian Google bulanan untuk melihat berapa banyak orang AS mencari informasi tentang cara meretas berbagai aplikasi atau merek telepon.

Dilihat dari angka-angka ini, cukup berbahaya untuk memiliki perangkat ternama, seperti iPhone. Tetapi angka-angka ini merupakan konsekuensi langsung dari popularitas yang dicapai merek-merek ini, sehingga tidak mengherankan Apple dan Samsung berada di urutan teratas preferensi hackers. Untungnya, kedua brand ini melindungi ponsel mereka dengan baik, sehingga orang tidak dapat meretas dengan menggunakan informasi yang ditemukan di internet. (Red)


Photo Credit : Salah satu produk iPhone Jet Black. SHUTTERSTOCK

Lainnya Dari Telegraf