Pemenuhan Obat dan Vaksin Masih Tergantung Impor

Oleh : Atti K.

Telegraf, Jakarta – Hingga saat ini pemerintah belum mampu memenui kebutuhan obat dan vaksin serta bahan obat dan vaksin dalam negeri dan untuk memenuhi kekurangan dalam negeri bahan baku obat dan vaksinasi didatangkan darii Luar Negeri. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Kesehatan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas Pungkas Bahjuri Ali, dalam sambutannya di diskusi panel dengan tema Diskusi Panel bertema Urgensi Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Terkait Efisiensi Anggaran.

“Kita berharap bahan baku obat dapat diproduksi di Indonesia. Selain untuk penyediaan bahan baku yang lebih efisien, juga untuk mendukung pengembangan industri farmasi dalam negeri,” ungkap Pungkas.

Lanjut Pungkas perkembangan teknologi di sektor kesehatan sangat cepat terutama obat, “Selama ini, kita masih belum mampu membiayai keseluruhan kebutuhan obat dan vaksin di dalam negeri. Oleh karena itu kita masih perlu mendatangkannya dari luar negeri. Dalam kondisi demikian, efisiensi harga menjadi pertimbangan yang sangat penting,” papar Pungkas.

Dia menambahkan ketersedian produk farmasi, terutama obat dan vaksin, yang cukup di dalam negeri tentu diharapkan dapat menurunkan pengeluaran pemerintah.

“Vaksin dapat di produksi dalam megeri mengingat masih tingginya resistensi dari masyarakat untuk vaksin vaksin tertentu,” ujar Pungkas.

Kita sadar bahwa perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan khususnya obat itu sangat cepat dan selama ini kita aaih blm mampu menyediakan keselutuhan obt dan vaksin dlm negwri oki kita perlu mendatangkan .

Ditemui di tempat yang sama Ketua InaHEA, Indonesian Health Economist Association, Prof.Hasbullah Thabrany mengatakan saya ingin Ajak kita memahami problem yang kita hadapi adalah pelayan kesehatan ini termasuk obat mempunyai ciri yang sangat unik yang tidak ada atau tidak bisa disamakan dengan sektor layanan lain.

“Yang menyebabkan harusnya kebijakan kesehatan kita berbeda dengan kebijakan yang lainnya pertama adalah ketidakpastiannya uncertainty dari kebutuhan-kebutuhan obat buat individu atau perorangan Kapan sih terjadinya Berapa banyak dibutuhkan dan sebagainya itu tidak ada kepastian,” kata Thabrany.

Selain itu juga kita berharap selain vaksin dapat di produksi dalam negeri mengingat masih tingginya resistensi dari masyarakat untuk vaksin vaksin tertentu. (Red)


Credit photo : Pungkas Bahjuri Ali, Direktur Kesehatan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas usai mwngiai rabu ,


Lainnya Dari Telegraf