Telegraf, Jakarta – Indonesia Australia Comprehensive Economic Patnership Agreement (IA-CEPA), tahun ini memasuki putaran ke 8 yang jatuh pada bulan juni, berdasarkan hasil join feasibility IA-CEPA akan meningkatkan gross domestic product (GDP) sebesar 0,23 persen dari baseline atau sebesar A$33,1 miliar bagi Indonesia, khususnya dari liberisasi perdagangan.
Iman Pambagyo Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) mengatakan di kantornya Jl. M.I. Ridwan Rais,Jakarta Selasa (30/5/17). Peningkatan investasi dari Australia di sektor pertambangan , pertanian , sumberdaya alam, dan capacity building berupa transfer teknologi dan skillls traning di berbagai sektor.
“Peningkatan investasi dari Australia di sektor pertambangan , pertanian terutama peternakan , sumberdaya alam, dan capacity building berupa transfer teknologi dan skillls traning (pelatihan keahlian di berbagai sektor, pertanian, peternakan, perikanan, manufaktur , pertambangan dan energi, SPS investasi, standar dan peraturan teknis serta jasa,” tuturnya.
Imam menjelaskan kerjasama ini akan melibatkan berbagai kementrian yang mempunyai ketertarikan untuk mengembangkan bidang profesional seperti kerjasama mengemangkan sekolah sekolah kejuruan dengan contoh sekolah teknik, sekolah pertanian. Imam menambahkan untuk kerjasama profesional ini sudah berjalan tanpa perundingan selesai.
Dalam kerjasama ini Imam menuturkan untuk putaran ke 8 di tahun ini mempunyai tema erly outcomes yang diharapkan kedua negara dapat semakin kuat kerjasama dalam bidang ekonomi. “Melalui kerja sama early outcomes IA-CEPA, diharapkan kedua negara dapat semakin memperkuat kerja sama ekonomi yang selama ini sudah ada,” terangnya.
Menurut Iman, tim perunding dari kedua negara terus memantau pembahasan dari skema kerja sama early outcomes tersebut pada setiap putaran perundingan IA-CEPA.
“Ketua Tim Perunding berharap kepada masing-masing koordinator early outcomes agar mempercepat pembahasan sehingga sebelum perundingan IA-CEPA berakhir program sudah dapat dilaksanakan semua. Indonesia bahkan berencana akan melanjutkan beberapa program tersebut dalam Chapter Economic Cooperation yang ada dalam perjanjian,” imbuh Iman.
Terdapat sembilan early outcomes yang telah dibahas dalam perundingan, yaitu kerja sama di bidang pertukaran tenaga terampil, rekomendasi Indonesia Australia Business Partnership Group (IA-BPG), kemitraan bidang ketahan pangan di sektor daging dan sapi, jasa keuangan, busana dan desain perhiasan, inovasi makanan, standar obat dan makanan, produk herbal, dan pemetaan standar.
Ditemuui di tempat yang sama Ketua Perunding Indonesia Deddy Saleh mengatakan “Dari sembilan early outcomes tersebut lima kerja sama telah berjalan, tiga kerja sama yang akan segera dimplementasikan, yaitu kerja sama di bidang standar obat dan makanan, kerja sama produk herbal, dan kerja sama pemetaan standar; serta satu yang masih dibahas yaitu skills exchange.” (Red)
Credit foto : Atti Kurnia