TMII dan PosIND Tandatangani MoU Pengembangan Museum Prangko

“Kolaborasi ini adalah langkah besar dalam upaya kami untuk terus memperkaya wawasan dan pengalaman pengunjung,"

Oleh : dikmaliq

BANDUNG, TELEGRAF.CO.ID — Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of understanding/MoU) untuk pengembangan Museum Prangko yang terletak di dalam area TMII, Jakarta.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Intan Ayu Kartika selaku Direktur Utama TMII dan Corporate Secretary Pos Indonesia Tata Sugiarta, disaksikan Faizal Rochmad Djoemadi selaku Direktur Utama PT Pos Indonesia di Kantor Pos Pusat, Jalan Cilaki, Kota Bandung, Senin 26 Agustus 2024 lalu.

*Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi* mengatakan, pihaknya menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman dengan TMII. Kesepakatan ini adalah langkah nyata PosIND dan TMII mendorong pengetahuan masyarakat Indonesia akan perjalanan panjang Pos Indonesia.

“Transformasi ini menjadikan MUPI sebagai pusat edukasi dan hiburan yang lebih komprehensif dalam bidang pos, filateli, dan komunikasi. Museum ini akan menghadirkan berbagai koleksi dan pameran yang tidak hanya mencakup prangko-prangko bersejarah, tetapi juga berbagai koleksi Pos Indonesia,” jelas dia.

Menurut Faizal, museum ini akan menghadirkan teknologi komunikasi masa lampau hingga kontemporer, serta inovasi dalam layanan pos di Indonesia dari masa ke masa. Media tersebut akan ditampilkan secara interaktif, edukatif, dan kekinian sehingga menarik bagi semua usia.

Museum Prangko merupakan museum khusus yang didirikan pada 29 September 1983 atas gagasan Ibu Tien Soeharto saat acara pameran prangko yang diadakan oleh PT Pos Indonesia pada acara Jambore Pramuka Asia Pasifik Ke IV di Cibubur.

Prangko merupakan hal penting dalam memberikan kebanggaan bagi bangsa karena hanya bangsa yang berdaulat dan merdeka yang diperbolehkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menerbitkan prangko. Prangko menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia diakui oleh dunia. Museum dengan arsitektur bernuansa etnik Jawa-Bali ini dibangun dengan tujuan mengenalkan fungsi dan sejarah prangko serta budaya surat menyurat.

“Setelah 41 tahun berlalu, kami rasa perlu dilakukan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan pengunjung TMII. Selain itu, juga untuk mengikuti perkembangan zaman dan trend dalam peran dan fungsi museum sebagai pusat informasi dan edukasi di TMII,” ujar *Intan Ayu Kartika selaku Direktur Utama TMII*.

Berangkat dari hal tersebut, TMII dan PosIND sepakat untuk mentransformasi Museum Prangko Indonesia menjadi Museum Pos Indonesia (MUPI). Langkah ini dilakukan dalam rangka memperluas cakupan dan substansi materi yang didapatkan oleh pengunjung. Termasuk memberikan pengalaman berkunjung yang lebih baik, lebih menarik, dan dapat dinikmati oleh semua usia.

“Kolaborasi ini adalah langkah besar dalam upaya kami untuk terus memperkaya wawasan dan pengalaman pengunjung TMII. Dengan transformasi Museum Prangko Indonesia menjadi MUPI, kami berharap museum ini dapat menjadi destinasi edukatif yang lebih relevan dan menarik bagi pengunjung dari berbagai kalangan, khususnya generasi muda.” katanya.

Pembukaan MUPI direncanakan pada akhir bulan April 2025, bertepatan dengan HUT ke-50 TMII dan diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik utama di TMII. Pengunjung dapat menikmati berbagai koleksi baru dan program-program menarik yang akan diadakan secara reguler.

Lainnya Dari Telegraf