Telegraf – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyelenggarakan seminar online dengan mengusung tema “Digital Skill di Dunia Kerja”. Seminar ini pun menghadirkan tiga narasumber antara lain, Fadli Zon yang saat ini menjabat sebagai Anggota Komisi I DPR RI. Semuel Abrijani Pangerapan sebagai Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI, juga Yanuardi Syukur selaku Pegiat Film dan Pengurus HSBI.
Seminar ini merupakan inisiasi yang di dukung oleh Kementerian Kominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, dengan memiliki beberapa tujuan, diantaranya yakni untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Ditjen APTIKA, serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.
“Menurut Report “THE FUTURE JOB” Laporan pekerjaan masa depan (report the future jobs) oleh Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) 2020 mengungkap prediksi adanya 85 juta pekerjaan yang hilang di era digital,” kata Fadli Senin (23/05/2022).
Banyak pekerjaan manusia digantikan oleh mesin digital. Disaat bersamaan, menurut laporan itu, ada 97 juta peluang pekerjaan baru. Untuk meningkatkan Digital Skill.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pun meluncurkan delapan program inisiatif utama. Di antaranya ialah platform literasidigital.id, Batik Siberkreasi, Pandu Digital, School of Influencer, StopHoaks.id, Netizen Fair, Kreator Nongkrong, hingga kegiatan lokakarya terkait literasi digital.
Semuel Abrijani selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo menyampaikan bahwa dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara kita beraktivitas dan bekerja.
“Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi. Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia,” katanya.
Hal itu ditujukan agar bisa bersama-sama mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia.
Sementara itu Yanuardi Syukur, sebagai penulis dan juga Presiden Rumah Produktif Indonesia mengatakan bahwa, alasan perlu memiliki digital skills adalah kebutuhan dunia kerja baru yang mensyaratkan pekerjanya harus cerdas digital, kesempatan untuk beradaptasi dengan perkembangan informasi dan teknologi dan mengembangkan berbagai inovasi, serta kita hidup di era kolaborasi digital yang meniscayakan adanya kecakapan digital agar tetap eksis dan berkembang.
“Cara untuk memiliki digital skills antara lain, berperspektif digital yaitu memiliki digital mindset, beretos pembelajar yaitu amati, tiru, dan modifikasi (ATM), serta berjejaring sehat dan produktif atau berorientasi hidup positif. Setelah paparan materi dari ketiga narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan.” paparnya.